25.1 C
New York
Thursday, August 1, 2024

Senjata tradisional Jawa Barat: Kujang

  1. Kujang Ciung

Memiliki bentuk yang mirip dengan burung ciung. Kata “Ca’ang” berasal dari kata “Buana Nyungcung”, yang merupakan tempat tinggal Sang Hyang Kersa dan tempat tertinggi.

Putra Mahkota Prabu Anom pernah menggunakan kujang Ciung bermata tujuh, yang juga berfungsi sebagai penolak bala.

  1. Kujang Jago: 

Bentuknya diambil dari ayam jantan atau jago. Jika wali negara atau pelaksana negara adalah “jago”, itu berarti mereka adalah orang maskulin.

  1. Kujang Bango: 

Namanya berasal dari tokoh Banjar Nagara yang bernama Ra-Hyang Banga atau Hariang Banga. Bentuknya mirip dengan burung kuntul atau bango.

  1. Kujang Bangkong: 

Bentuknya serupa dengan katak. Kata “bangkong” berasal dari kata “Purba Hyang Kara”, “Bang Ka Hyang”, dan “Bangkong”, yang masing-masing berarti “ajaran Purba yang Agung atau Sunda Wiwitan.”

  1. Kujang Badak: 

Ada tokoh yang dikenal sebagai Prabu Badak Singa, yang bertanggung jawab atas tugas Kartanagara–Kartagama pada masa Pajajaran Nagara atau Dwipantara.

Bentuk badak ini mirip dengan badak Jawa.

  1. Kujang Naga: 

Dalam mitologi Hindu, naga adalah kombinasi burung, ular, dan rusa. Kujang Naga juga dapat menjadi pusaka yang dimiliki oleh raja, ratu, atau wali negara.

  1. Kujang Wayang: 

Nama Dewi, putri Aki Tirem, istri Aji Saka II, yang mendirikan Kuta di hulu sungai Maha Kama atau Kuta Nagara, berasal dari kata “wayang”.

Baca juga : Mengenal Jauhar, Tradisi Wanita India Bakar Diri Massal demi Jaga Kehormatan dan Garis Keturunan

Makna Simbolis dan Penggunaan Kujang Saat Ini: 

Selain jenisnya yang beragam, kujang juga merupakan salah satu simbol budaya masyarakat Sunda.

melambangkan kekuatan dan keberanian untuk mempertahankan kebenaran dan diri sendiri.

Menjadi representasi karatuan, keraton, atau negara. Menjadi representasi keagungan dan kebanggaan suatu masyarakat atau kerajaan.

Kujang menunjukkan kekuatan dan keberanian untuk memperjuangkan hak-hak dan kebenaran, serta refleksi daya kritis dan ketajaman.

Ketika waktu berlalu, kujang tidak lagi digunakan sebagai alat berladang.

Related Articles

Latest Articles