15.8 C
New York
Tuesday, April 30, 2024

Mengenal Adat Jirus Benda Pusaka Melayu

Medan, MISTAR.ID

Arti jirus dalam masyarakat Melayu ialah menyiramkan air. Adat jirus ini biasanya dilakukan untuk membersihkan benda pusaka dengan tata cara yang telah ditentukan. Masyarakat Melayu umumnya melaksanakan jirus kepada benda pusaka pada bulan Muharram.

Ini dilakukan sebagai pengingat waktu menjirus dan mengambil berkah dari kemuliaan bulan Muharram. Sebab bulan Muharram ialah bulannya para Nabi yang mana banyak peristiwa-peristiwa besar dalam riwayat kenabian.

Seperti diterimanya taubat Nabi Adam, diturunkannya kitab Taurat pada Nabi Musa, diturunkannya Nabi Nuh dari bahteranya selepas peristiwa banjir besar, diselamatkannya Nabi Ibrahim dari panasnya api Namrud, dikeluarkannya Nabi Yunus dari perut ikan besar, dikeluarkannya Nabi Yusuf dari penjara, dan banyak peristiwa besar lain dari riwayat kenabian.

Baca juga: Festival Budaya Tepi Ayer Berbasis Ekologi

“Dalam hal terkait implementasi jirus pusaka pada bulan Muharram karena bulan Muharram ialah bulan yang diharamkan untuk berperang. Orang-orang Melayu pada masa dahulu, mengambil kesempatan itu untuk merawat dan membersihkan bilah-bilah senjatanya seperti keris, pedang, lembing atau tombak dan sebagainya,” kata ketua umum Ikatan Muda/i Melayu Indonesia (IM3i), Galin Zaihan Muzakki, Selasa (1/8/23).

Ditambahkan Galin, melakukan jirus pada benda pusaka menggunakan berbagai bahan alami. Penggunaan bahan alami dipercaya memiliki kandungan yang baik untuk perawatan bilah yang terbuat dari berbagai logam.

“Dalam pelaksanaannya, menjirus pusaka itu sebaik-baiknya menggunakan bahan alami, seperti air kelapa, air rendaman bunga, jeruk limau, air jernih untuk bilasan, dan bukhur untuk mengasapi pusaka. Hal ini bukanlah terkait dengan mistik, syirik, apalagi khurafat. Sebab bahan-bahan tersebut memiliki kandungan yang baik,” jelasnya.

Baca juga: Pesta Budaya Oang-Oang Pakpak Bharat Menampilkan Nuansa Adat dan Budaya

Urutan, fungsi, dan makna dalam menjirus pusaka:

  • Merendam keris dengan air kelapa untuk memudahkan mengangkat karat dan kotoran pada bilah pusaka sebab adanya kandungan elektrolit pada air kelapa.
  • Menggosok keris dengan jeruk limau. Berguna untuk membersihkan bilah keris. Jeruk limau (nipis) kaya akan kandungan asam sitrat.
  • Membasuh dengan air bunga bermanfaat untuk merawat bilah. Misalnya kandungan alkalolid pada bunga kantil yang bersifat anti korosif, jeruk purut dan bunga-bunga lain bersifat anti mikroba, serta sebagai pengharum.

Baca juga: Kemendibud Ristek Gelontorkan Dana untuk Komunitas Budaya

  • Menjirus dengan air mineral. Air mineral yang tidak mengandung sulfur bersifat korosif pada logam.
  • Mengeringkan bilah dengan kain.
  • Mengasapi pusaka dengan bukhur. Bukhur selain sunnah Nabi Muhammad SAW, juga berfungsi untuk menghilangkan kelembaban setelah benda pusaka dikeringkan dengan kain.
  • Proses memberikan minyak. Minyak berfungsi untuk melindungi benda pusaka dari hal-hal yang bersifat korosif. (mtr/hm20)

Related Articles

Latest Articles