9.8 C
New York
Friday, April 26, 2024

5 Cara Seru Melatih Kemampuan Literasi dan Numerasi Anak Sejak Dini

MISTAR.ID

Kemampuan literasi atau keterampilan mendengar, berbicara, membaca, menulis, dan mengeja sangat penting untuk diajarkan kepada anak usia dini. Sebab, kemampuan literasi mencakup seluruh kemampuan anak dalam mengolah informasi dan memecahkan setiap masalah pada tingkat tertentu dalam kehidupan sehari-hari.

Penggagas gerakan Literasi Sekolah Satria Dharma mengatakan, kemampuan literasi yang rendah bisa berpengaruh terhadap kemampuan menggerakkan roda perekonomian. Literasi yang rendah juga bisa menimbulkan hoaks dan hate speech di tengah masyarakat.

Menurutnya, anak-anak Indonesia memiliki minat baca yang sama besarnya dengan negara lain. Masalahnya, kata Dharma, sejak kecil dan selama sekolah, anak-anak Indonesia tidak diwajibkan membaca buku. Ia pun membandingkan kebiasaan membaca buku di negara-negara lain.

Di Thailand, misalnya, anak-anak SMA diwajibkan membaca lima judul buku dan di Amerika Serikat (AS) 32 judul buku.

Baca juga:Tingkatkan Literasi Keuangan, OJK Edukasi Masyarakat Tentang Pasar Modal

“Di SMA Indonesia, 0 judul. Ini fakta yang sangat menyakitkan. Jadi anak-anak kita rabun membaca dan tidak menulis. Prestasinya rendah. Dari 41 negara, kita hanya peringkat 39 Programme for International Student Assessment (PISA),” ujar Dharma.

Berdasarkan hasil assessment PISA yang diadakan Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2018, siswa di Indonesia yang berusia 15 tahun mendapat nilai lebih rendah dari rata-rata OECD dalam kemampuan membaca. Level profisiensi membaca tertinggi versi PISA adalah level 6.

Sementara itu, hasil survei menunjukan 80 persen siswa Indonesia hanya memenuhi profisiensi membaca level 1 dan sebanyak 20 persen siswa Indonesia mencapai level 2.

Meski begitu, keterampilan literasi tidak terbatas pada membaca buku cerita. Pada era digital, video animasi juga dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan dan mengembangkan budaya literasi anak-anak.

Kepala Badan Bahasa E Aminudin Aziz mengatakan, pihaknya merasa perlu dan penting membuat bahan penguatan literasi bagi anak dalam bentuk video animasi.

Sebab, penumbuhan dan pengembangan budaya literasi numerasi, terutama pada anak usia dini, akan lebih mudah dilakukan melalui media audiovisual yang menarik. Selain itu, terpaparnya anak dengan gawai di usia dini juga tidak bisa dihindari.

Oleh karenanya, orangtua pun perlu memperhatikan strategi pembelajaran yang tepat dalam mengajar literasi numerasi kepada anak.

Menurut Program Specialist Putera Sampoerna Foundation Jani Natasari Sinulingga pada salah satu sesinya pada Global Educational Supplies and Solutions Asia, berikut lima cara melatih kemampuan literasi anak di rumah.

1. Berbicaralah dengan terbuka
Menumbuhkan sifat terbuka bisa berpengaruh dalam membentuk anak yang gemar bercerita. Orangtua bisa memulai dengan menceritakan apa yang dikerjakan hari ini dan apa yang dirasakan.

Setelah itu, ajak anak untuk aktif berbicara dengan melempar beberapa pertanyaan tentang pengalamannya atau apa yang sedang dirasakan, seperti setelah bermain atau belajar. Berikan pula umpan balik yang positif dan bermakna saat berdiskusi bersama sehingga anak terdorong untuk bercerita, lebih tertantang, dan aktif berbicara.

2. Membaca buku bersama

Mengajari anak membaca buku tidak bisa dengan menyuruhnya membaca saja, tetapi juga harus ada contoh dari orangtua. Hal itu bisa dilakukan dengan mendekatkan anak dengan buku, termasuk buku digital dengan tampilan interaktif, agar anak banyak terpapar dengan kegiatan membaca.

Selain itu, membaca buku bersama juga bisa lebih menarik bagi anak karena mereka bisa bertanya ketika menemukan kosakata atau ragam ekspresi baru. Belajar dari buku juga bisa melatih anak untuk mengenal tokoh dan mengungkapkan sesuatu.

3. Menggambar
Pernahkah anak Anda malah menggambar ketika diminta menulis? Jangan dimarahi. Menggambar tidak sesederhana mencoret-coret tanpa arti, tapi juga tindakan yang melibatkan aspek keterampilan, sikap, dan kognitif.

Menggambar bisa melatih koordinasi antara mata dengan tangan dan berpikir saat berimajinasi. Aktivitas ini berguna meningkatkan kemampuan mengingat saat membaca. Agar kegiatan lebih menarik bagi anak, mintalah mereka menceritakan makna gambarnya.

4. Ajak anak menulis
Adanya gawai bisa membuat pelajaran menulis dengan tangan bukan lagi hal yang menarik. Padahal, menulis memerlukan pola pikir, pengamatan, dan introspeksi sehingga bisa mengasah daya ingat dan daya kritis mereka.

Untuk itu, latihlah mereka menulis hal-hal yang menarik bagi anak, seperti mencatat aktivitas atau merancang permainan seru, misalnya menulis namanya, nama orang-orang terdekat, dan hobinya.

5. Jadilah pendengar yang baik
Mengabaikan emosi anak bisa berpengaruh dalam membuat anak merasa kesepian dan tertekan. Oleh karenanya, menjadi pendengar yang baik sangat penting agar perasaan mereka diakui dan memberikan rasa aman. Menjadi pendengar yang baik juga membantu orangtua memahami anak lebih baik dan menjaga hubungan lebih kuat.

Mulailah dengan mendengar setiap ocehan dan ceritanya. Jangan ragu pula memberikan respons yang bermakna saat mendampingi anak. Melatih kemampuan numerasi Selain literasi dalam hal bahasa, literasi numerasi atau kemampuan menggunakan simbol matematika juga tidak kalah penting.

Baca juga:Musa Rajekshah: Literasi Penting untuk Kemajuan Bangsa

Sebab, anak-anak akan melihat dan menggunakan angka di lingkungan sekitar, seperti menggunakan penjumlahan dan pengurangan saat membeli sesuatu, melihat waktu pada jam, atau sekadar menyebutkan nomor rumah.

Orangtua pun perlu mengembangkan sikap positif untuk melatih literasi numerasi sejak dini. Jani pun menjelaskan, melatih kemampuan numerasi anak juga dapat dilakukan melalui aktivitas sederhana dan sehari-hari di rumah.

“Bermain permainan yang melibatkan angka, seperti ular tangga, congklak, dan lainnya. Kegiatan ini mengajarkan anak tentang pola,” katanya.

Bernyanyi bersama dengan berbagai lagu yang membangun kesadaran anak tentang angka juga bisa menjadi cara menyenangkan melatih literasi numerasi. Jani menambahkan, melibatkan anak dalam kegiatan sehari-hari seperti meminta tolong mengambilkan sesuatu juga bisa menjadi cara melatih anak.

“Contohnya, ‘Tolong ambilkan tiga buat tomat di kulkas, ya. Bisakah kamu memberikan 10 potong apel kepada saya?’” kata Jani

Dia juga menganjurkan membaca secara teratur agar membantu anak menyadari keberadaan angka, makna, dan simbol atau lambang angka yang ada di sekitar mereka.

“Peran orang dewasa adalah mendampingi dan memberikan scaffolding (metode pembelajaran dengan memberikan dukungan belajar secara terstruktur) sesuai dengan kesiapan anak agar memiliki sikap positif terhadap numerasi,” jelasnya. (kompas/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles