21.4 C
New York
Tuesday, August 27, 2024

Diperkirakan Target Lifting Minyak Bumi Indonesia Tak Tercapai Tahun Ini

Jakarta, MISTAR.ID

Diprediksi target lifting minyak bumi Tanah Air sebesar 635 ribu Barrel Oil Per Day (BOPD) tidak tercapai tahun 2024 ini.

“Feeling saya di 2024 (sekitar) 600 ribu itu tak bakal tercapai, maksimum di 580 ribu barel per hari,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia di rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI, pada Senin (26/8/24).

Dia mengatakan, pemerintah kini akan terus mendorong potensi lifting minyak. Karena cadangannya masih ada di sumber daya alam Indonesia.

Baca juga:Polri Tegaskan Belum ada Regulasi Memadai Antisipasi Pengeboran Minyak Bumi Ilegal

Bahlil menuturkan, 600 ribu BOPD lifting minyak Indonesia, sebanyak 65 persen bersumber dari Pertamina. Sementara 25 persen dari ExxonMobil dan 10 persen dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S).

Dirinya juga membuka pilihan agar perusahaan swasta untuk ikut mengelola sumur yang potensial.

“Lebih bagus kita buka untuk swasta nasional atau swasta asing yang benar-benar ingin mengelola sumur ini dengan target pendapatan negara. Target pendapatan dari 600 ribu BOPD itu serupa dengan US$12 miliar. Ini kontribusi kepada negara,” ucap mantan Menteri Investasi ini.

Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Mercy Chriesty Barends memperkirakan minyak Indonesia akan habis pada 2031 jika produksi minyak siap jual alias lifting terus melorot.

Baca juga:Pemerintah Pastikan Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni, Meski Harga Minyak Dunia Bakal Naik

Itu akibat realisasi lifting alias produksi minyak Tanah Air yang selalu turun setiap tahunnya. Berawal dari 700 ribu barel per hari pada 2020, 660 ribu barel per hari di 2021, 612 ribu barel per hari pada 2022, dan 605 ribu barel per hari di 2023.

Mercy mendesak Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM mengkaji secara menyeluruh target dan capaian tersebut. Dirinya juga menyinggung perihal K3S migas.

“Kemarin Pertamina menyampaikan pandangan begitu optimis. Meskipun dari sisi hulu, receive to production flat 7 tahun,” paparnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirjen Migas Kementerian ESDM di DPR RI, Jakarta Pusat, pada Rabu (29/5/24) lalu.

Sementara Anggota Komisi VII Fraksi Gerindra, Ramson Siagian ikut menyoroti capaian lifting minyak yang terus anjlok. Menurutnya, itu berlangsung secara reguler dari tahun ke tahun dan perlu diterangkan pihak Kementerian ESDM.

Baca juga:Harga Minyak Mentah Global Menguat Dipicu Stok AS Melimpah

Hanya Ramson melihat potensi lain yang dapat digenjot dari lifting gas bumi. Pendapatnya, itu mampu sebagai jalan transisi menuju Energi Baru Terbarukan (EBT).

“Saya melihat di 2024 ke 2025 cuma sedikit peningkatan proyeksi lifting gas. Padahal, kita membutuhkan lebih besar volume gas, sebab demand bakal meningkat,” ucap Ramson. (cnn/hm16)

Related Articles

Latest Articles