Jakarta, MISTAR.ID
Serangan jantung tidak hanya ancaman bagi orang tua. Penyakit ini sudah mulai mempengaruhi kelompok usia yang masih produktif atau sekitar 20-an.
“Kita memang melihat adanya perubahan gaya hidup dari sisi usia. Sekarang, kita cukup sering menemui kasus serangan jantung pada orang berusia 20-an. Ketika saya masih menempuh pendidikan spesialis, kami terkejut karena menangani pasien serangan jantung yang berusia 29 tahun. Dan sekarang, bahkan yang usianya 24 atau 25 pun sudah ada,” ungkap dr. Siska Suridanda Danny, SpJP(K), Kamis (29/2/24).
Menurut Global Burden of Desease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014-2019, penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukkan tren peningkatan kasus penyakit jantung dari 0,5 persen pada tahun 2013 menjadi 1,5 persen pada tahun 2018.
Di usia muda, ada dua faktor risiko utama yang menjadi pemicu serangan jantung. Pertama adalah riwayat keluarga, dan kedua adalah gaya hidup yang tidak sehat.
Baca juga: Serangan Jantung Jadi Pemicu Penembak Kantor MUI Meninggal Dunia
“Hal itu yang sering saya temui. Lebih menyedihkan lagi, ketika pasien sudah mengeluh, mendapat pengobatan, tetapi tidak minum obat selama setahun, tidak melakukan kontrol, dan kemudian mengalami serangan jantung lagi,” lanjutnya.
Penyebab serangan jantung di usia muda bisa juga karena penyakit autoimun.
“Apa yang kita lakukan di usia 20-an akan berdampak pada kesehatan kita saat lanjut usia. Oleh karena itu, investasikan kesehatan Anda sejak dini dan lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur. Jangan yakin dengan kesehatan karena tidak ada keluhan yang membuat banyak orang menghindari pemeriksaan. Pemeriksaan kesehatan itu mudah, murah, dan tidak sulit,” tambahnya. (detik/hm20)