19.1 C
New York
Thursday, August 8, 2024

Menurut Peneliti, Akan Ada Tiga Supermoon dan Satu Bluemoon Tahun 2024 ini

Bandung, Mistar.id

Astronomi selalu ada dan menarik untuk diamati, terutama fenomena tertentu.

Farahhati Mumtahana, seorang peneliti dari Pusat Riset Antariksa dan organisasi penelitian penerbangan dan antariksa BRIN, menjelaskan fenomena langit yang akan terjadi pada tahun 2024.

Sebagai contoh, dia menyatakan bahwa pada 3 Januari lalu, bumi mencapai perihelion—titik terdekat antara bumi dan matahari.

Selain itu, bulan baru terjadi pada 11 Januari dan 12 Januari. Ini adalah fenomena Merkurius pada elongasi barat maksimum, yang merupakan sudut antara planet dan bumi sebagai titik acuan. Ini adalah waktu terbaik untuk melihat planet Merkurius.

Baca juga : Ingat 2024 Terjadi 2 Kali Gerhana Matahari

Pada hari Minggu (14/1/24), dia mengatakan, “Ada beberapa tanggal elongasi barat maksimum Merkurius, seperti 9 Mei, 5 September, dan 25 Desember, dan elongasi timur maksimum Merkurius, seperti 24 Maret, 22 Juli, dan 16 November.”

Selain itu, dia mengumumkan bahwa fenomena bulan baru dan bulan purnama hanya akan terjadi pada 12 Februari pada Februari 2024.

Pada bulan Maret, ada bulan baru pada 10 Maret dan bulan purnama pada 25 Maret.

Tanggal 20 Maret, matahari akan bersinar tepat di garis Khatulistiwa, dan jumlah siang dan malam di seluruh dunia akan hampir sama selama fenomena ekuinoks.

Selanjutnya 24 Maret, planet Merkurius mencapai elongasi timur terbesarnya.

“Untuk mengamati fenomena, perlu diperhatikan juga presentasi iluminasi bulan yang terkait dengan fase bulan.”

Dia mengatakan bahwa bulan baru lebih baik untuk melakukan pengamatan daripada bulan purnama karena cahayanya terlalu terang, mengalahkan objek langit lainnya.

Farah mengatakan bahwa kalender fase bulan dapat diperoleh dari berbagai sumber dan aplikasi, seperti stellarium.

Fenomena supermoon akan terjadi tiga kali pada 18 September, 17 Oktober, dan 15 November 2024.

Kemudian, purnama keempat, atau purnama keempat, akan terjadi 19 Agustus. Ini adalah fenomena tambahan karena biasanya hanya ada 3 bulan purnama dalam satu musim.

Farah mengatakan, “Ada fenomena gerhana di 2024, tetapi sayangnya tidak melintas di wilayah Indonesia. Namun, dapat dijadikan pertimbangan jika ingin merencanakan perjalanan atau ekspedisi mengejar gerhana.”

Dia bahkan menjelaskan bahwa hujan meteor adalah peristiwa menarik lainnya yang terjadi setiap tahun.

Baca juga : Konstelasi Satelit Digital Dikembangkan oleh BRIN

Ketika objek langit meteoroid terbakar saat memasuki atmosfer Bumi, hujan meteor terjadi.

Objektif tersebut mungkin berasal dari sisa komet atau asteroid yang mengorbit di sekitar matahari juga.

“Untuk berburu meteor, perlu diperhatikan iluminasi bulan, puncak kejadian, dan rasi bintang di dekat radian.”

Related Articles

Latest Articles