24 C
New York
Thursday, July 25, 2024

Cuaca Ekstrem, Puskesmas Medan Denai Banyak Tangani ISPA dan Diare

Medan, MISTAR.ID

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) menjadi penyakit paling tinggi yang ditangani di Puskesmas Medan Denai di tengah kondisi cuaca ekstrem yang saat ini sedang melanda Sumatera Utara.

Kepala Puskesmas Medan Denai, dr Dina Lolita Daulay, mengatakan, daya tahan tubuh bisa berkurang lantaran sering diterpa guyuran air hujan.

“Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi yang terjadi pada saluran pernafasan baik saluran atas ataupun bawah yang bisa terjadi di semua kalangan umur, seperti anak-anak maupun lansia,” katanya.

Penyakit ini pada umumnya diawali pilek yang berlanjut dengan batuk lalu berujung pada demam.

Baca Juga: RSJ Prof Ildem Ingatkan Perlunya Edukasi Kesehatan Jiwa Sejak Dini

Penularan virus atau bakteri penyebab ISPA dapat terjadi melalui kontak dari percikan air liur orang yang terinfeksi. Virus atau bakteri kemudian menyebar melalui udara kemudian masuk ke hidung atau mulut orang lain.

dr Dina Lolita Daulay mengatakan, lebih dari 50% masyarakat berobat ke Puskesmas Medan Denai mengalami keluhan ISPA dan mayoritas anak balita usia 1-5 tahun.

“Biasanya ISPA, infeksi salur pernafasan yang sering di cuaca seperti ini, kayak flu, batuk, demam. Anak-anak yang sering terkena karena udara yang bertukar-tukar, hujan terus, hampir lebih dari 50% biasanya,” ujarnya saat diwawancarai Mistar.id, Jumat (24/11/23).

Selain ISPA, cuaca ekstrem seperti saat ini juga bisa menularkan penyakit saluran pencernaan seperti muntah dan menceret juga sering terjadi pada anak-anak.

Hal ini diakibatkan kurangnya menjaga kebersihan dan makan di sembarang tempat. Bayi di bawah lima tahun juga paling rentan terinfeksi penyakit ini.

“Bayi misalnya kalau dia tidak minum ASI, pastinya memakai botol susu. Nah itu juga kadang sering tidak dijaga kebersihannya, seperti tidak mencucinya dengan benar,” jelasnya.

Baca Juga: Aturan Baru, Kepala Daerah Hingga Menteri Ikuti Pilpres 2024 Tak Perlu Mundur

dr Dina menjelaskan, banyak ibu-ibu setelah menggunakan botol susu bayi tidak membersihkannya dengan benar dan seringkali hanya di kucek-kucek saja lalu dipakai lagi.

“Itu kan tidak bersih, harusnya di rebus dahulu agar bakterinya mati dan bisa digunakan lagi. Pada dotnya juga itu pastinya meninggalkan bekas, dan susu itukan basi, jadi terkonsumsilah sehingga membuat anak tersebut mengalami gangguan pencernaan,” bebernya.

dr Dina berharap, masyarakat dapat menjaga kesehatan di tengah ekstremnya cuaca saat ini dengan menjaga pola makan, tidur dan mengkonsumsi makanan yang bergizi. (Dinda/hm22)

Related Articles

Latest Articles