22.4 C
New York
Thursday, July 18, 2024

Realita Pelajar Simalungun Naik di Atas Kap Mobil saat Berangkat ke Sekolah

Baca Juga : Pelajar Kerap Naik di Atas Kap Mobil Angdes, Solusinya Angkutan Khusus

Orang tua cemas

Sementara itu, setiap pagi Maria Damanik (45) merasa cemas saat melihat anaknya yang berusia 13 tahun, Andi, berangkat ke sekolah dengan cara yang tidak aman. “Selalu khawatir setiap kali melihat anak saya naik di atas kap angkot. Tapi kami tidak punya banyak pilihan lain,” kata Maria.

Maria bukan satu-satunya orang tua yang merasa was-was. Banyak orang tua di Simalungun merasakan kekhawatiran yang sama. Ketika naik di atas kap mobil, risiko terjatuh dan mengalami cedera serius atau bahkan kematian selalu menghantui pikiran mereka.

“Setiap kali anak saya berangkat, saya tidak bisa tenang sebelum dia mengabari sudah sampai di sekolah dengan selamat,” ungkap Budi Purba (50), warga Kecamatan Panei, ayah dari seorang pelajar SMP di wilayah itu.

“Kita semua tahu betapa bahayanya naik di atas kap mobil, tapi kadang-kadang kita merasa tidak punya pilihan lain,” ungkapnya, Kamis (18/7/24).

Baca Juga : Menaikkan Penumpang di Atas Kap Mobil, AKP Jonni: Jika Bandel Akan Kita Tindak

Kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan untuk mengantar jemput sang anak sering kali menjadi alasan utama mengapa para orang tua harus merelakan anak-anak mereka naik di atas kap mobil.

Pelajar naik di atas kap angkutan umum. (f: indra/mistar)

Biaya serta waktu yang terbatas membuat pilihan mereka menjadi sangat terbatas. “Kalau kita punya uang lebih, tentu kita akan cari cara yang lebih aman untuk anak-anak. Tapi kita kerja harian (bekerja di kebun orang lain), pagi juga harus berangkat,” ujar Yanti (48), istri Budi saat ditemui di kediaman mereka.

Kadisdik prihatin

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Simalungun Sudiahman Saragih, menyampaikan rasa prihatinnya terhadap situasi ini. Menurutnya, selain pihak sekolah, orang tua juga memiliki peran penting dalam mengingatkan anak-anak mereka akan bahaya naik di atas kap mobil.

“Keselamatan anak-anak adalah tanggung jawab kita bersama, bukan hanya kepala sekolah. Orang tua, guru semua, harus menekankan itu, karena bahaya itu,” tegas Sudiahman ditemui di acara pelantikan PPPK di Lapangan Sepak Bola Serbelawan, Rabu (17/7/24).

“Artinya sama-sama mengingatkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tambahnya.

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles