Pematang Raya, MISTAR.ID
Dinkes Kabupaten Simalungun meminta pemilik Depot Air Minum Isi Ulang (Damiu) untuk memeriksa filter ultraviolet dan saringan untuk mencegah bakteri.
Menurut Kepala Dinas Dinkes Edwin Simanjuntak dan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Rosman Saragih, perusahaan Damiu harus menjalani pemeriksaan internal setiap tiga atau enam bulan sekali.
“Mereka (pengusaha Damiu) harus sadar, bahwa air minum isi ulang yang dijual mereka, dibeli masyarakat untuk langsung diminum, jadi itu harus memenuhi syarat,” ujarnya kepada Mistar.id, Rabu (21/6/23).
Dikatakan Rosman, semua peralatan yang digunakan harus dicek rutin, mulai dari sumber air, hingga ke proses pengisian. Hal itu dikatakannya, agar tidak terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB), yang disebabkan mengkonsumsi air yang mengandung bakteri.
Baca juga :Â Dinkes Siantar: Masih Ada Depot Air Minum Isi Ulang yang ‘Nakal’ Tak Penuhi Standar
“Misalnya setelah meminum air dari depot A, banyak warga yang mengalami diare, itu yang kita antisipasi,” pungkasnya melalui saluran Whatsapp.
Selain pemeriksaan internal yang dilakukan penyedia, Dinkes juga melakukan pemeriksaan external terhadap beberapa depot yang dipilih. Dimulai dengan pemeriksaan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL), kemudian kebersihan alat isi ulang.
Jika ditemukan pelanggaran, Dinkes akan melakukan pembinaan seperti teguran tertulis, serta memeriksa kandungan air ke laboratorium. Misalnya ketika diperiksa kandungan E.coli nya ada 5, dari yang seharusnya 0. Maka Dinkes akan memeriksa kandungan air ke laboratorium.
“Ya walaupun sebenarnya labolatorium yang paling hebat itu adalah diri sendiri,” ujarnya sambil bercanda.
Memasuki musim kemarau, Rosman mengatakan, kondisi cuaca tidak terlalu mempengaruhi kandungan air, namun untuk air yang bersumber dari sumur bor perlu dilakukan perawatan extra.
“Kalau sumber airnya dari PAM itu aman, kalau dari sumur bor, perlu diperhatikan penyimpanan air nya,” tuturnya.(indra/hm19)
