1.7 C
New York
Saturday, January 11, 2025

Dampak Virus PMK, Harga Jual Lembu di Simalungun Merosot

Simalungun, MISTAR.ID

Kasus Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) di wilayah Kabupaten Simalungun belum ditemukan.

Namun, dengan mewabahnya kasus PMK di sejumlah wilayah di Pulau Jawa berimbas dan mengakibatkan harga jual lembu merosot.

Belum masuknya PMK di Simalungun pun terbukti setelah sebelumnya Pemkab setempat  melalui Dinas Pertanian dan Peternakan telah melakukan pengecekan kepada peternak.

Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun, Resna Siboro menyampaikan pihaknya bakal melakukan pemeriksaan terhadap sapi masuk ke daerah itu dengan mencek surat kesehatan dari asal peternak.

Baca juga : Antisipasi PMK Masuk Simalungun, Pemkab Perketat Pengiriman Sapi dari Luar

“Ketika masuk ke Simalungun, hewan dari luar harus ada surat izinnya. Surat dari daerah asalnya. Itu yang kita lakukan untuk mengantisipasi PMK masuk ke Simalungun,” ujar Resna, pada Jumat (10/1/25).

Resna yang bergelar dokter hewan ini pun menekankan pentingnya peternak yang ada di Simalungun untuk tetap menjaga kesehatan kandang, dalam mengurangi penyebaran virus PMK yang telah mewabah seperti di daerah Pulau Jawa saat ini.

“Kami juga terus memantau ke peternak. Kan di Simalungun juga ada peternak sapi. Hingga saat ini, belum menemukan sapi yang terjangkit PMK di Simalungun,” ungkap Resna.

Baca juga : 800 Hewan Ternak di Jawa Timur Terjangkit PMK, Lonjakan Dipicu Cuaca Ekstrem

Sementara itu, dengan mewabahnya virus PMK inipun berdampak pada harga jual lembu.

Hal ini pun dialami peternak asal Nagori Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Prayetno. Belum lama ini ia menjual induk dan anak lembu miliknya seharga Rp7.000.000.

Lantaran tingginya biaya perawatan dan juga harga pasaran yang tidak sebanding. Prayetno mempertimbangkan untuk melanjutkan usaha ternaknya. Kini, Prayetno memelihara enam ekor lembu kini dilepas liarkan mencari makan sendiri. (hamzah/hm18)

Related Articles

Latest Articles