18.5 C
New York
Friday, May 17, 2024

Program Sejuta Rumah Untuk MBR Tersendat, Pengembang Merugi

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Pembangunan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tersendat akibat lemahnya daya beli masyarakat untuk perumahan akibat pandemi Covid-19. Dampaknya, para pengembang perumahan banyak yang merugi.

Hal ini diakui Kepala bidang perumahan dinas PRKP Eva Sihombing, ketika wawancara di Kantor Dinas Tata Ruang dan Permukiman (Tarukim) Pematangsiantar, Selasa (25/8/20). Meskipun demikian, program Sejuta Rumah akan tetap dilaksanakan melalui instruksi dari pusat yakni Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

“Untuk program sejuta rumah itu bukan bentuk uang yang diberikan pemerintah melainkan proses kepemilikan yang tidak berbelit, juga keringan bunganya. Tapi, itu semuanya tergantung pada peraturan bank-bank yang dituju,”ucapnya.

Baca juga: Ini Dia Sibaru, Program Kementrian PUPR Singkronkan Sejuta Rumah

Selain itu, katanya, penyebab yang lain adalah para pengembang enggan membangun rumah baru bagi MBR dengan alasan belum ada kepastian harga jualnya. Karena, sekarang ini kemampuan beli rumah masyarakat MBR itu pun sudah lemah disebabkan faktor ekonominya yang mulai menurun.

Rendahnya daya beli masyarakat menjadi salah satu faktor mandegnya pembangunan rumah oleh para pengembang. Selain itu, adanya pandemi Covid-19 memang cukup berpengaruh pada pelaksanaan Program Sejuta Rumah di lapangan. Meskipun demikian, pihaknya telah menyusun pedoman bagi para pekerja untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan di lapangan.

“Upaya Pemerintah Kota Pematangsiantar saat ini memang belum ada apa-apa terhadap masalah program perumahan itu. Selain itu, semua biaya terhadap program yang sudah direncanakan Tarukim juga dipotong 50% untuk keperluan penanganan Covid-19 di Siantar,”jelas Eva.

Adanya pengurangan pembiayaan tersebut mengakibatkan beberapa program pembangunan yang sudah direncanakan Tarukim akan sedikit mandeg. Tapi, tetap diupayakan agar membuka kesempatan kerja bagi masyarakat serta mengurangi angka pengangguran. Soalnya, pada awal corona mewabah di Siantar, sudah banyak para pekerja bangunan harus dirumahkan, karena tidak ada pekerjaan bangunan yang dilaksanakan. Pimpinan pusat yang menyuruh untuk dihentikan sementara karena Covid-19.

Eva berharap, dengan dibukanya kembali beberapa program pembangunan di Kota Pematangsiantar ini dapat membantu masyarakat juga, terutama yang terdampak pandemi Covid-19 dengan membuka kembali lapangan pekerjaan. (yetty/hm09)

Related Articles

Latest Articles