13.2 C
New York
Friday, May 3, 2024

Perpustakaan e-Book Batal Dibuat di Siantar, Ini Penyebabnya

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Perpustakaan juga ikut merasakan dampak dari kebijakan pemerintah di masa pandemi Covid-19 ini, yakni menutup sementara semua layanan fisik secara konvensional atau onsite.

Pelayanan perpustakaan di masa pandemi merupakan tantangan tersendiri bagi pengelola perpustakaan. Dengan berbagai keterbatasan, perpustakaan dituntut untuk berinovasi dalam melayani pemakai perpustakaan (Pemustaka) agar tetap dapat memberikan layanan prima sebagaimana kondisi normal.

Sekretaris Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pematangsiantar Patricia Ruth Marbun, tidak menampik bahwa tak sedikit dari perpustakaan yang ada sudah mengintegrasikan koleksinya menjadi koleksi digital.

Baca Juga:28 Ribuan Judul Buku di Perpustakaan Medan Sudah Jarang Disentuh, Termasuk untuk Difable

Hal ini menjadi salah satu solusi memenuhi kebutuhan pemustaka di masa pandemi ini. Dimana, buku elektronik atau e-book secara sederhana dapat dinikmati kemudahan membaca melalui komputer atau gadget.

“Rencana untuk membuat e-book itu memang ada, tapi kebentur dengan biaya yang mahal,” ucapnya ketika wawancara dengan mistar.id, Sabtu (16/10/21).

Dia mengatakan, seiring dengan teknologi yang semakin canggih, sebagian besar perpustakaan kini menghadapi masalah yang dilematis antara pentingnya digitalisasi sebagai tuntutan dan kendala biaya yang tinggi.

Baca Juga:Sebegini Pentingnya Peran Perpustakaan untuk Tugas Akhir Mahasiswa, Google ‘Tak Laku’

Bahkan, sambung Patricia, Pemerintah Kota Pematangsiantar sudah pernah membicarakan hal tersebut untuk membuat e-book yang menggunakan aplikasi perpustakaan digital pada salah satu provider telekomunikasi cukup terkenal di Indonesia.

“Tapi sepertinya ditunda dulu. Selain biaya pembuatannya mahal, belakang ini pemerintah melakukan refocusing anggaran untuk memenuhi kebutuhan penanganan pandemi Covid 19 dan pemulihan ekonomi. Mungkin nanti akan ditindaklanjuti kembali,” tukasnya.

Dengan berbagai keterbatasan itu, Patricia tetap yakin layanan perpustakaan yang masih diakses secara langsung dengan mendatangi gedung perpustakaan, tetap selalu memberikan layanan prima sebagaimana yang umumnya diinginkan oleh pemustaka.(yetty/hm10)

Related Articles

Latest Articles