Namun, ia tak menampik jika Pasar Tojai Baru lebih menguntungkan dan memudahkan jika sudah dialihfungsikan.
“Lebih dekat lebih baik bukan. Tak menghabiskan waktu kalau masak sarapan tiba-tiba habis stok di kulkas,” ujarnya.
“Dua atau tiga bulan dulu sempat buka pasar tojai baru itu. Pernah juga saya belanja cabe, ikan jair di sana. Harganya beda seribu kok dengan pasar yang di kota. Ya mending ke sini aja saya belanja,” tambahnya seraya berharap Pasar Tojai agar difungsikan kembali.
Cerita dari Tampubolon membeberkan, dirinya sudah sejak tahun 2013 dipercaya menjadi penjaga pasar. Dia mengaku, asal bergerak meninggalkan pasar dalam waktu sebentar pasti ada beberapa barang pasar yang hilang.
Baca juga:Â Setelah Menelan Anggaran Rp1,7 Miliar Lebih, Pasar Tojai Merana Ditinggal Pedagang
Tak hanya pintu, jendela, dan barang penunjang pasar lainnya. Bahkan hasil buah atau tumbuhan yang tumbuh di area pekarangan pasar pun digondol maling.
“Parahnya memang. Pintu kamar mandi hilang, buah pisang ini pun bolak-balik ‘leong’ kalau tak di sini kami menjaga,” akunya saat ditemui di lokasi pasar.
Sepuluh tahun pengalamannya menjaga pasar, ia berharap agar pasar kembali ramai. Ramainya pasar juga, kata dia, membuat suatu penyemangat untuk menjaga pasar seluas 3.206 meter itu.
