15.9 C
New York
Sunday, May 19, 2024

Mahasiswa Suarakan Agar Jati Diri Siantar Sebagai Kota Toleran Dikembalikan

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Selain menolak kenaikan harga BBM, minyak goreng dan bahan pokok lainnya, serta menolak wacana penundaan pemilu 2024 dan masa jabatan tiga periode Presiden, mahasiswa Cipayung Plus Kota Pematangsiantar juga menyuarakan sejumlah aspirasinya terkait Kota Pematangsiantar.

Aspirasi yang disampaikan mahasiswa di hadapan Plt Wali Kota Pematangsiantar dr Susanti Dewayani, Kapores AKBP Boy SB Siregar, Ketua DPRD Timbul M Lingga dan Wakil Ketua DPRD Mangatas MT Silalahi, salah satunya adalah mengembalikan jadi diri Kota Pematangsiantar sebagai kota toleransi di Indonesia.

Mengenai sejumlah aspirasi yang disampaikan para mahasiswa secara tertib, Wakil Ketua DPRD Mangatas MT Silalahi mengucapkan terimakasih dan memberikan apresiasi. “Ada beberapa poin-poin yang telah disampaikan, kami DPRD sangat sepakat,” ujar Mangatas yang kemudian menyerahkan mikrofon kepada Ketua DPRD Timbul M Lingga.

Baca juga:Siantar Kembali Tereliminasi dari Daftar 10 Kota Paling Toleran di Indonesia

Selanjutnya, Timbul M Lingga, menambahkan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti aspirasi mahasiswa sesuai dengan aturan yang ada. “Aspirasi-aspirasi terkait kota pematangsiantar juga akan kami sampaikan dan kami dukung untuk menjadi perhatian kita bersama,” tutur Timbul yang lebih lanjut menyerahkan mikrofon kepada Plt Wali Kota Pematangsiantar dr Susanti Dewayani.

Kemudian mengenai jati diri Kota Pematangsiantar agar dikembalikan sebagai Kota Toleran, dr Susanti mengakui bahwa beberapa tahun sebelumnya Kota Pematangsiantar pernah menduduki peringkat pertama sebagai Kota Tertoleran di Indonesia, namun untuk tahun ini tidak masuk dalam nominasi 10 besar.

Baca juga:Wali Kota Ajak FKUB Rawat Toleransi Kerukunan Umat Beragama di Siantar

“Adek-adek sekalian, bahwa kota toleransi itu salah satu indikatornya, bahwa pemerintah hadir di dalam masyarakat, ketika ada problem atau masalah di dalam masyarakat itu sendiri. Untuk itu kita supaya berupaya menguatkan FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama), artinya kita terus memonitor, sehingga bila terjadi riak-riak dalam masyarakat, tidak menjadi besar. Itu salah satu yang kita upayakan,” terangnya. (ferry/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles