10.7 C
New York
Sunday, May 5, 2024

Komisi III DPRD Siantar dan Dinas PRKP Kunker ke Kelurahan Pondok Sayur, Ini Temuannya

Pematangsiantar, MISTAR.ID
Warga mengadukan pembangunan drainase (parit) yang telah mengambil sebagian tanah mereka tidak diberi tutupan, sehingga kerap membahayakan, bahkan kotoran ternak babi pun kerap kali mengalir terbawa arus air hingga munculkan bau tak sedap.

Keluhan warga di Kelurahan Pondok Sayur Kecamatan Siantar Martoba Kota Pematangsiantar itu disuarakan mereka pascaadanya kunjungan kerja (Kunker) yang dilakukan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP), bersama  Komisi III DPRD Pematangsiantar, Jumat (3/9/21).

“Menguap kali kotoran ternak babi dari sana kalau sudah hujan dan air mengalir di parit ini. Apalagi kalau musim hujan, bau kali Bang,” ujar warga setempat kepada dewan.

Baca Juga:Anggota DPRD Siantar Kunker ke Aceh, Foto Makan Durian yang Beredar Membuat Miris

Dengan adanya keluhan warga, Ketua Komisi III Denny Torang Siahaan meminta pihak kecamatan mengambil tindakan agar menutup kandang atau ternak babi.

“Tidak boleh lagi ada kandang babi, ada Perda-nya. Saya lupa nomor dan tahun berapa,” kata Denny kepada warga. “Mereka sudah mengeluh ke lurah. Namun takut kalau bersikeras ribut jadi tak dapat bantuan,” kata Denny.

Denny pun meminta Dinas PRKP untuk terus memperbaiki jalanan dan drainase di kawasan-kawasan permukiman. Jangan hanya di inti kota saja. Sehingga program pemerintah dapat dirasakan oleh segenap warganya.

Baca Juga:Kunker di Simalungun-Pematangsiantar, DPRD Sumut Temukan Proyek Bermasalah dan Tidak Berkualitas

Kepala Dinas PRKP Kurnia Lismawati menyampaikan, dengan melihat kondisi di lapangan akan menerima masukkan yang disampaikan para anggota DPRD yang juga turut melakukan kunjungan kerja ke lapangan.

“Mereka tahu apa yang kita kerjakan. tidak bisa kita pungkiri tak ada kerjaan yang sempurna. Peran legislatif sebagai pemberi izin anggaran kita perlukan ke depan,” kata Kurnia.

Berkaitan dengan permintaan warga untuk menutup drainase, Kurnia menjelaskan, akan diperhatikan dalam anggaran tahun depan. Katanya lagi, saat ini tengah dalam refocussing anggaran untuk penanganan PPKM Level 4 di Kota Pematangsiantar.

Baca Juga:Selesaikan Tapal Batas dengan Simalungun, Komisi A DPRD Sergai Kunker ke Siantar

“Sebenarnya, drainase yang seperti itu (terbuka) sudah cocok disana. Kecuali kalau sudah tidak ada sampah. Nah, kalau ada sampah sementara drainase ditutup, itu bisa jadi endapan. Dan muncul pendangkalan,” kata Kurnia.

Kendati demikian, ujar Kurnia, ada plus-minus bila parit tersebut ditutup. Dengan ditutupnya jadi sulit memantau sampah yang mengalir.

Dengan adanya kotoran ternak babi yang mengalir ke parit dari salah satu peternak, akan disampaikan dalam rapat bersama kecamatan dan kelurahan.(hamzah/hm10)

Related Articles

Latest Articles