15.2 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

Kisah Tiga Bersaudara Jadi Yatim Piatu Akibat Covid-19 di Pematangsiantar

Pematangsiantar, MISTAR. ID

Pandemi Covid-19 belum tahu kapan berakhir. Berdasarkan data Satgas Covid-19 hingga saat ini masyarakat yang positif Covid-19 di Indonesia sejak awal Maret 2020 hingga awal Agustus 2021 mencapai 3.462.800 kasus, dengan kasus kematian sebanyak 97.291 orang.

Tidak sedikit anak-anak kehilangan orangtuanya selama pandemi Covid-19. Mereka harus jadi anak yatim piatu akibat ditinggal orangtua yang meninggal dunia setelah terpapar Covid-19.

Lois Eunike Nainggolan (17) kepada Mistar.id menceritakan saat-saat terakhir kepergian kedua orangtuanya akibat Covid-19. “Mereka (Bapak dan Mamak) sudah tenang bersama dengan Tuhan,” kenangnya.

Baca Juga:Kenali Gejalanya! Long Covid-19 Pada Anak Bisa Berdampak Serius

Gurat kesedihan masih terlihat jelas di wajah pelajar kelas dua belas tersebut. Ia masih ingat betul bagaimana virus itu menulari ibunya, bahkan hingga ayahnya pun ikut tertular.

Selain Lois, kedua adiknya pun turut merasakan kesedihan yang mendalam. Mereka adalah Sintike April Nainggolan (16) dan Nahesson Sugos Nainggolan (14). Anak-anak itu tercatat sebagai warga Jalan Melanton Siregar gang Cantik Manis, Kecamatan Siantar Marimbun, Kota Pematangsiantar.

Dia menceritakan awal sang ibu mengeluh sakit di bagian perut. Dokter mendiagnosa bahwa ada infeksi pada salah satu bagian di perut ibunya. Sebelumnya, ibunya HS (52) telah melakukan suatu operasi. Namun, ia tidak menjelaskan secara detail penyakit ibunya.

Baca Juga:Mantap! Kasus Baru Positif Covid-19 di Samosir Mulai Menurun

Sang ibu pun dibawa ke Rumah Sakit Vita Insani. Namun, sebelum dirawat, sang ibu melakukan test, dan dinyatakan positif Covid-19. Namun, dia harus berlapang dada menerima cobaan tersebut.

“Tidak lama dirawat, pada tanggal 1 Agustus 2021, Mamak pergi untuk selamanya. Dia sudah tidak sakit lagi,” ucapnya dengan berusaha mencoba tetap kuat dan ikhlas. Meski menggunakan masker dan kaca mata, Lois tetap tenang dengan guratan wajah menunjukkan senyum di balik kesedihannya.

Virus tersebut bukan hanya menjangkiti ibunya saja, namun juga merenggut kebahagiaan hatinya untuk kedua kalinya. Di usianya yang masih belia, Lois harus kehilangan kembali ayah kandungnya karena Covid-19.

Lois menjelaskan, kondisi Ayahnya WN (64) sudah 3,5 tahun mengidap stroke. Selang beberapa hari sang ibu meninggal, bapaknya pun harus mengalami nasib yang sama. Bapaknya dirawat di RSUD dr Djasamen Saragih Pematangsiantar. Bak disambar petir di siang hari, hasil tes menunjukkan bahwa ayahnya terkonfirmasi positif Covid-19.

Baca Juga:Meski Ibu Positif Covid-19, ASI Tetap Perlu Diberikan Pada Bayi

“Bapak pun menyusul Mamak pada tanggal 10 Agustus 2021. Mereka sudah sembuh dari penyakitnya, dan bahagia di samping Tuhan,” katanya dengan air mata yang sudah tidak tertahankan lagi.

Lois dan keluarga berusaha mencoba tetap kuat dan ikhlas dengan tetap tersenyum di balik kesedihannya. Menurutnya ini terasa sulit agar bisa dilakukan dengan melupakan rasa sedih yang ada. Meski begitu, dia harus menutupi kesedihan dengan senyuman di hadapan semua orang terutama adik-adiknya.

Lois berharap pada pemerintah pusat maupun daerah agar diikutsertakan atau mendapatkan seluruh bantuan yang ada. Baik itu memberikan bantuan kebutuhan makan sehari-hari, dan biaya pendidikan untuk masa depannya. “Kemarin, saya tiba-tiba disuruh datang ke kantor lurah untuk mengambil beras. Namun, saya tidak tahu itu bantuan apa,” pungkasnya.

Sayangnya, hingga saat ini Pemerintah Kota Pematangsiantar ataupun dari Satuan Tugas Covid-19 belum ada memberikan bantuan apapun. Bahkan, untuk kebutuhan sehari-hari, Lois hanya bisa mengharapkan bantuan dari sanak family dan perkumpulan dari masyarakat yang semarga dengan orangtuanya, yakni Marga Simangunsong dan Nainggolan. (yetty/hm12)

Related Articles

Latest Articles