14.7 C
New York
Tuesday, May 21, 2024

Kasus Demam Berdarah Diprediksi Akan Terus Berkembang, Dinkes Siantar : Tetap Waspada!

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan dan ancaman serius di sejumlah wilayah di Indonesia. Pasalnya, saat ini Indonesia memasuki musim kemarau yang dipicu oleh fenomena El Nino, muncul kekhawatiran akan meningkatnya kasus demam berdarah.

Pemerintah Kota Pematang Siantar pun tetap siaga dengan menugaskan Dinas Kesehatannya untuk menghimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi penyebaran penyakit DBD meskipun berada di musim kemarau.

“Jangan lengah, tetap cegah DBD meski saat ini sedang di musim kemarau,” ucap Administrator Kesehatan Ahli Muda Penanggung Jawab DBD Dinas Kesehatan Pematang Siantar, Lasmaria Siahaan, saat dikonfirmasi pada Selasa (25/7/23).

Lasmaria juga tak menampik bahwa ada peningkatan kasus DBD pada saat ini di Kota Pematang Siantar. Musim peralihan seperti saat ini biasanya populasi nyamuk pun bertambah, sehingga membuat kasus DBD mengalami peningkatan.

“Tapi, untuk kasus tahun ini cenderung menurun dibandingkan tahun sebelumnya, yakni ada 56 kasus dari Januari hingga Juni 2023. Sementara jumlah kematian akibat DBD, hanya 1 kasus. Untuk bulan Juli, datanya belum terkumpul. Dan memang pasien DBD mengalami peningkatan sepertinya di bulan ini,” ujarnya.

Baca juga : Dinkes Siantar: Kasus DBD Cenderung Turun Tahun Ini

Menurutnya, kalau dilihat jumlah kasusnya dari tahun sebelumnya, Kota Pematang Siantar masih tetap bisa terkendali jumlah kasusnya. Meski begitu, Lasmaria meminta pada masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap DBD, pasalnya El Nino diprediksi masih terjadi hingga dua bulan kedepan.

Pemerintah memiliki strategi penanggulangan DBD, kata dia. Salah satunya dengan penguatan mendorong masyarakat agar aktif melakukan upaya promotif preventif melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J).

“Juru pemantau jentik atau Jumantik adalah orang yang melakukan pemeriksaan, pemantauan, dan pemberantasan jentik nyamuk. Ini merupakan peran serta dan pemberdayaan masyarakat, dengan melibatkan setiap keluarga pada kelurahan-kelurahan di Kota Pematang Siantar,” ungkapnya.

Dengan menerapkan Jumantik ini, sebut Lasmaria, tidak ada lagi Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD di Kota Pematang Siantar seperti tahun lalu. “Kami berterima kasih atas partisipasi para Jumantik. Tapi kami meminta tetap waspada, jangan sampai lengah disaat cuaca tidak bersahabat seperti saat ini,” tegas Lasmaria.

Dalam penanganan DBD, peran serta masyarakat untuk menekan kasus ini sangat menentukan. Oleh karenanya program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus perlu terus dilakukan secara berkelanjutan. Sehingga diharapkan nantinya dapat meminimalisir paparan demam berdarah dengue di Kota Pematang Siantar.

“Tetap terapkan budaya hidup bersih dan segera lakukan pemeriksaan ke faskes (fasilitas kesehatan) terdekat apabila mengalami gejala DBD seperti mual, sakit kepala, hingga muncul ruam merah pada kulit agar bisa segera mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat,” pungkasnya. (Yetty/hm19)

 

Related Articles

Latest Articles