17.5 C
New York
Monday, April 29, 2024

Hari Guru Nasional, Ini Harapan Pendidik dan Orang Tua di SLB Negeri Siantar

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Di Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2022, mistar.id berkunjung ke Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri yang dinaungi Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra Utara, berada di Jalan Tuan Rondahaim Saragih, Kelurahan Pondok Sayur, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Pematang Siantar, pada Jumat,(25/11/22).

Sekolah Luar Biasa adalah sekolah khusus bagi yang memiliki kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran umum. SLB diperuntukkan bagi anak-anak berkebutuhan khusus agar bisa mendapatkan layanan dasar yang bisa membantu mendapatkan akses pendidikan

Meski mereka tidak sama dengan anak-anak pada umumnya, tapi anak-anak “istimewa” SLB Negeri Siantar ini selalu memperingati HGN setiap tanggal 25 November tiap tahunnya, seperti umumnya di sekolah-sekolah dirayakan dalam bentuk upacara peringatan dan pemberian tanda jasa bagi seluruh tenaga pendidik atau guru.

Baca juga: MKKS SMP Siantar Gelar Lomba Antar Guru dan Pelajar pada Peringatan Hari Guru Nasional 2022

Saat upacara peringatan Hari Guru Nasional, Anak-anak “istimewa” SLB Negeri Siantar itu berdiri dalam barisan. Tak hanya sekedar berdiri di halaman sekolah, anak-anak dengan tertib mengikuti jalannya upacara dengan dikomandoi para gurunya.

Meski begitu, ada juga murid yang tidak mau ikut di barisan bahkan sampai berteriak, tapi gurunya dengan sabar menenangkan anak tersebut. Belum selangkah guru tersebut meninggalkannya, anak tadi berteriak-teriak lagi,”adek, adek, adek…,”Sang guru kembali dan tidak marah, hanya menyuruh diam lagi. Dan begitu lah hingga beberapa kali.

Di sela- sela upacara, ada salah satu murid yang mengucapkan selamat Hari Guru pada saat itu. Namanya Sisca, siswi kelas 5 ini sangat cantik. Meski matahari saat itu bersinar dengan cerah, Sisca hanya bisa merasakan saja, tapi tidak dapat melihat cahaya tersebut. Keterbatasan dalam penglihatan tidak mengendurkan semangat Sisca maju ke depan barisan.

“Bapak, ibu guruku yang kusayangi, selamat hari guru ya. Terimakasih sudah mengajari kami membaca dan menulis dengan penuh kasih sayang. Walaupun bapak ibu guru marah dan kesal, tapi kami tahu, karena kalian ingin kami menjadi anak pintar serta anak yang terbaik,” ujar Sisca dengan tersendat-sendat.

“Bapak ibu guru, tolong kami ya. Jangan tinggalkan kami ya. Kami mengucapkan terimakasih karena masih mau berada disamping kami. Kami tahu, sudah terlalu banyak menyusahkan bapak dan ibu. Maka dari itu, saya mewakili teman-teman, jikalau ada kata kami ucapkan salah, Kami minta maaf yaa. Sekali lagi Pak, ibu, kami ucapkan selamat hari guru,”tutup Siska sembari menyatukan kedua telapak tangannya, dan menundukkan kepala seraya memberi hormat dan tersenyum. Sayangnya, Ia tidak melihat para gurunya sungguh bahagia mendengar kata-kata yang diucapkan tadi.

Baca juga: Upacara Hari Guru Nasional, Bobby Nasution Bagikan 3.000 Pasang Sepatu dan Sertifikat

Beberapa jam kemudian, upacara selesai. Sebelum acara dilanjutkan, MISTAR.ID berkesempatan wawancara dengan Kepala SLB Negeri Pematang Siantar, Rospida Saragi SPd. Dia mengatakan jumlah keseluruhan siswa-siswi SLB Negeri Siantar tersebut sebanyak 130 orang. Anak-anak yang menempuh pendidikan di SLB ini adalah anak itu mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran dengan metode belajar pada umumnya.

“Sekolah Luar Biasa ini adalah bentuk pendidikan bagi mereka yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran pada umumnya dikarenakan adanya kelainan fisik, kelainan emosional, atau mental sosial, tetapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa,”ujar Rospida.

Dikatakan Rospida, anak-anak istimewa yang belajar di sekolah tersebut banyak jenis ataupun tingkatannya. Namun yang paling banyak adalah anak-anak penyandang tuna netra (keterbatasan dalam indera penglihatannya) dan tuna rungu (keterbatasan dalam indera pendengarannya).

Selain itu, lanjut dia, masih ada lagi anak-anak yang berkebutuhan khusus lainnya. Seperti anak penyandang tuna grahita yang memiliki IQ di bawah rata-rata. Sehingga tingkat intelegensinya lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Para pengajar di SLB membutuhkan ekstra kesabaran untuk mengajari murid-murid tersebut.

“Tapi sayangnya, kami hanya ada 13 orang tenaga pengajar di sekolah ini. Bahkan, cuma 3 orang saja yang berstatus PNS, itupun akan segera pensiun. Selebihnya masih tenaga honorer biasa. Minta tolonglah pada pemerintah, angkat mereka menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK),” katanya.

Menurut Rospida, kondisi guru di SLB masih memprihatinkan, masih banyak guru yg belum mendapatkan perhatian dari pemerintah dalam hal peningkatan kesejahteraan dan kualitas guru yang tergolong rendah. Di samping itu, kata Rospida, kondisi sekolah juga sangat menyedihkan. Sekolah SLB ini menjadi lokasi langganan banjir setiap hujan deras terjadi. Bahkan kondisi banjir kali ini sudah berlangsung selama beberapa hari dan membuat aktivitas murid dan guru terganggu.

Baca juga: Hari Guru Nasional, Rumah Aspirasi Sahabat Novri Aritonang Beri Tali Kasih pada Guru SLB Negeri Siantar

“Drainase di sekitar lingkungan sekolah tidak ada. Ini yang menjadi penyebab banjir di halaman sekolah belum juga surut kalau hujan sedang datang deras. Mohonlah kepada pemerintah agar dibantu untuk dibuat drainase yang layak di sekolah kami,” katanya.

Rospida juga bermohon kepada pemerintah supaya jalan yang rusak yakni akses keluar masuk ke sekolah SLB Negeri Siantar diperbaiki. Hal senada juga diungkapkan salah satu orang tua dari murid yang belajar di sekolah tersebut. Dikatakannya, dengan kondisi jalan yang berlumpur dan sudah tidak layak untuk dilewati itu, terpaksa dilaluinya. Apalagi kondisi jalan yang rusak itu makin parah, jalanan berlumpur karena diguyur hujan terus-menerus.

“Kondisi jalan yang berlumpur. Seragam anakku juga pernah berlumpur saat berlintas di jalan itu, kami sangat berharap kepada pemerintah agar segera memperbaiki jalan menuju SLB Negeri ini,” harap Sintauli Pandiangan (35) yang setiap hari dilaluinya mengantarkan sang buah hati Naek Natanael Silalahi untuk pergi menuntut ilmu di sekolah tersebut.

Menurut Sintauli, hanya sekolah ini yang cocok bagi anaknya yang mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran dengan metode belajar pada umumnya. Ia juga khawatir anaknya akan dibully di sekolah biasa.

Baca juga: Hari Guru, Siswa SMAN 6 Medan Minta Kepsek Diturunkan Terkait Dugaan Penyelewengan Dana BOS

“Sudah empat tahun anak saya bersekolah di SLB Negeri ini. Selain biaya pendidikan gratis, guru-gurunya juga lebih memahami kondisi anak saya. Kami tidak minta lebih, agar dia pintar jadi dokter, pengacara, dan lainnya. Hanya saja anak kami bisa belajar mandiri, jika kelak kami sudah tiada. Itu sudah syukur bagi kami,”pungkasnya dengan mata berkaca.

Para guru dan orang tua murid berharap, semoga kedepannya pemerintah akan lebih meningkatkan perhatiannya di bidang pendidikan anak-anak di SLB. Terutama dalam hal kesejahteraan dan peningkatan kualitas guru, agar pendidikan anak-anak “istimewa” Indonesia di SLB semakin maju dan menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. (yetty/hm09)

Related Articles

Latest Articles