Uskup Sibolga Mgr. Fransiskus Kenang Bersama Paus Fransiskus


Uskup Keuskupan Sibolga Mgr. Fransikus Tuaman Sasfo Sinaga bersama Paus Fransiskus saat mengikuti kursus dan pembinaan di Vatikan. (f:ist/mistar)
Sibolga, MISTAR.ID
Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan.
Paus wafat sehari setelah muncul di Lapangan Santo Petrus untuk mengucapkan "Selamat Paskah" kepada ribuan umat Katolik
Bagi Uskup Keuskupan Sibolga Mgr. Fransikus Tuaman Sasfo Sinaga, Paus Fransiskus, merupakan sosok seorang panutan yang membawa perasaan syukur atas kebaikan dan kasih sayang.
Ia pun mengungkap kenangan bersama Paus Fransiskus dengan para Uskup se-dunia termasuk dirinya yang baru ditahbiskan (uskup muda).
Saat itu, para Uskup mengikuti kursus dan pembinaan dari Vatikan pada tanggal 5 sampai 14 September 2023 lalu.
"Para Uskup mendengarkan masukan informasi, nasehat, petunjuk-petunjuk dari Bapa Paus Fransiskus," ujarnya, Selasa (22/4/2025).
Baginya, dan Uskup lainnya, perjumpaan istimewa akan kenangan bersama Paus Fransiskus, membawa perasaan syukur atas kebaikan dan kasih sayang yang telah diberikan bagi anak-anaknya.
Di mana para Uskup baru diberi kesempatan konferensi bersama dan akhirnya moment ini membawa permenungan akan atas ajaran Paus Fransiskus tentang persatuan, belas kasihan, dan kasih sayang, yang dapat menjadi inspirasi untuk menjalani hidup lebih bermakna.
Kehadiran spiritual di mana Paus Fransiskus sebagai pemimpin Gereja Katolik, memiliki peran penting dalam kehidupan spiritual umat beriman.
"Keteladanan beliau juga dapat kita saksikan melalui media sosial, bagaimana pemenungan sosok Bapa yang begitu luar biasa, seperti kehadiran Paus Fransiskus dalam perayaan keagamaan, pesan-pesan inspiratif, atau bahkan interaksi langsung," katanya.
Selain itu, momen-momen ibadah bersama Paus Fransiskus, seperti perayaan Ekaristi atau doa bersama, sering kali menjadi pengalaman spiritual yang mendalam.
"Pesan-pesan inspiratif yang menakjubkan baik melalui homili, pidato, atau media sosial, sering kali mengandung hikmah dan nasihat yang dapat menjadi pedoman hidup," ucapnya.
Ia menilai, ajaran tentang belas kasihan dan persatuan, Paus Fransiskus dikenal karena ajaran-ajaran tentang belas kasihan, keadilan sosial, dan persatuan antar umat manusia, dapat menjadi landasan untuk membangun masyarakat yang lebih baik.
"Jika ada kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan Paus Fransiskus, seperti pertemuan atau wawancara, momen-momen ini bisa menjadi sangat berkesan, kehangatan sesosok bapa dan keramahan yang dapat kita dirasakan," ujarnya.
Yang paling mengesankan, lanjutnya, pengaruh Paus Fransiskus ketika kunjungan terakhir ke Indonesia, di mana seluruh umat khususnya dari semua keuskupan di Indonesia begitu antusias.
"Kita dapat melihat kesederhanaan dan juga keramahan di berbagai media sosial. Banyak berkat dibagikan dan juga doa dengan menggunakan mobil yang begitu sederhana," katanya.
Selain itu juga, lanjutnya, bagaimana Paus Fransiskus telah memberikan kontribusi dalam berbagai bidang, seperti lingkungan, pendidikan, atau politik, dapat menjadi bahan renungan.
Dia menuturkan, konfrensi terakhir ini menjadi kenangan terakhir bersama Paus Fransiskus, sekaligus kesempatan untuk merenungkan kebaikan dan kasih sayang yang telah diberikan, serta untuk mengaplikasikan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.
"Ini adalah waktu untuk bersyukur atas kehadiran Paus Fransiskus dan untuk terus berusaha menjadi lebih baik sebagai bagian dari keluarga besar Gereja Katolik," tuturnya. (feliks/hm25)