15.9 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

Pemerintah Harus Serius dalam Penanganan Banjir

Medan, MISTAR.ID

Potongan-potongan kayu pada lokasi banjir yang terjadi di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) ditemukan oleh Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi saat meninjau banjir melalui Helicopter pada Senin, 20 Desember 2021 lalu.

Diduga banjir yang terjadi bukan hanya karena intensitas hujan yang cukup tinggi saja namun adanya kegiatan ilegal yang menyebabkan kerusakan lingkungan.

Pandangan Pengamat Lingkungan Sumatera Utara (Sumut), Jaya Arjuna dengan ditemukan potongan-potongan kayu tersebut. Maka, diperlukan keseriusan pemerintah dalam menangani banjir yang telah terjadi di sejumlah wilayah di Sumut dan terbaru di 16 kecamatan yang ada di Madina.

Baca juga:Gubsu: Satu Kecamatan di Madina Masih Terendam Banjir

“Perlu adanya keseriusan dari pemeintah untuk menangani banjir ini. Jangan pas banjir datang kasi bantuan lalu selesai.  Padahal banjir ini bisa berulang. Apalagi kalau sudah rusak hutan maka akan berulang dia. Pemerintah jangan cuma sebagai pemadam kebakaran untuk menangani banjir. Jadi memang perlu keseriusan dan kemauan. Jadi jangan cakap-cakap aja,” terang Jaya saat dihubungi MISTAR, Rabu ( 22/12/21).

Dikatakan Dosen Universitas Sumatera Utara (USU) ini, pemerintah seharusnya bisa mengerahkan pihak kepolisian dalam memberantas kegiatan ilegal. Terutama penebangan pohon secara ilegal. Salah satunya bisa melalui pemeriksaan di pos polisi pada truk yang membawa potongan kayu.

“Kayu ini kan bukan jarum yang bisa dikantongi. Kalau dibawa akan tampak dia. Jadi pihak polisi bisa mengecek truk yang membawa kayu bila melintasi pos polisi bisa di laporkan dan cari sumbernya. Selain itu, coba saja cek di Madina itu seberapa banyak tumbuh usaha panglong (menjual bahan bangunan salah satunya kayu) ini juga menjadi salah satu indikasi,” bebernya lagi.

Prakstisi lingkungan ini, juga mengungkapkan diperlukan peran Dinas Kehutanan dan memang harus serius dalam mencegah banjir. Contoh saja, sebut Jaya, banjir yang terjadi di Madina bisa dicek peruntukan hutan disekitarnya apakah hutan lindung atau hutan suaka. Cek kondisi lantai hutannya. Apakah ada kerusakan atau tidak.

“Karena selain penebangan pohon yang bisa merusak alam. Lantai hutan juga erlu dijaga. Kita tahu lah di daerah Karo dan Deliserdang sekitarnya bahwa lantai hutannya telah rusak semua. Lantai hutan ini maksudnya ada humus di sana. Kalau ada humusnya bila terjadi hujan dengan intensitas tinggi maka air bisa tertahan di sana. Tapi kalau humusnya habis maka air dari curah hujan tadi turun dan akan dturun ke bawah maka terjadilah banjir  bandang tadi,” terangnya.

Untuk itu, diharapkan Jaya semua bisa terlibat dalam keseriusan untuk menjaga lingkungan terutama hutan dan bersama-sama memberantas kegiatan ilegal. (anita/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles