9.8 C
New York
Friday, May 10, 2024

PCR dan Antigen Tak Jadi Syarat Perjalanan, Minat Warga Bepergian Akan Meningkat

Medan, MISTAR.ID

Kebijakan pemerintah menghapuskan syarat bepergian yang tidak lagi mengharuskan test PCR dan test antigen bagi yang sudah pernah mendapatkan vaksin 2 kali. Tentunya ini menjadi kabar baik bukan hanya kepada perusahaan jasa transportasi saja, tapi bagi destinasi wisata di setiap daerah.

Dan tentunya kebijakan tersebut bisa mengurangi beban maskapai penerbangan yang sempat terpukul dengan penurunan aktivitas bisnis seiring dengan pandemi Covid-19.

Menurun pengamat ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin dengan aturan terbaru ini tingkat kunjungan wisatawan akan meningkat dengan kebijakan tersebut. Industri lainnya yang mendukung juga berpeluang hidup.

Baca Juga:Pemerintah Dinilai Terlalu Cepat Hapus Tes PCR/Antigen sebagai Syarat Perjalanan

“Seperti hotel, restoran, hingga kuliner khas masing-masing daerah. Namun jika ditanya apakah nantinya akan mengurangi pengeluaran bagi pegguna jasa transportasi seiring penghapusan kebijakan tersebut? Maka jawabannya belum tentu. Yang pasti, bagi yang sudah divaksin 2 kali, maka pengeluaran untuk PCR atau antigen sudah tidak ada lagi. Hanya saja tidak menjamin bahwa pengeluaran untuk menggunakan jasa transportasi udara, laut maupun darat akan otomatis terpangkas,” terang Gunawan kepada Mistar, Rabu (9/3/22).

Sebab, menurut dosen UISU ini, dikarenakan biaya yang dikeluarkan oleh penyedia jasa transportasi tersebut akan dihitung ulang. Ditambah lagi ada penambahan beban pengeluaran akibat kenaikan harga minyak mentah dunia yang jelas-jelas akan membuat penyedia jasa transportasi menaikkan harga tiket, terlebih jasa transportasi udara.

“Kalau ditanya apakah minat masyarakat untuk berpergian meningkat dengan penghapusan kebijakan tersebut? Maka jawabannya sudah pasti iya. Hanya saja antusias masyarakat akan dihadapkan dengan kelanjutan realita dari kebijakan ongkos pengguna jasa transportasi itu sendiri. Di tengah tekanan kenaikan harga minyak mentah dunia tersebut, saya justru mengkhawatirkan kemungkinan ada kenaikan biaya lain yang nantinya akan dibebankan ke penumpang,” bebernya.

Baca Juga:Arab Saudi Cabut Aturan Covid-19, Karantina dan Tes PCR

Tetapi tetap saja penghapusan kebijakan wajib PCR dan antigen tersebut patut diapresiasi. Selama ini kerap ada dugaan miring terkait dengan kebijakan itu yang dinilai hanya menguntungkan sejumlah pihak tertentu.

“Dan saya sendiri juga belum bisa memastikan berapa besar potensi kenaikan harga tiket di masing-masing perusahaan penyedia jasa. Selama ini, banyak perusahaan jasa transportasi yang menyalahkan mode bisnis hanya untuk sekedar bertahan hidup. Bukan lagi menargetkan keuntungan tertentu. Sehingga sudah pasti akan dihitung ulang kebijakan penghapusan PCR dan antigen itu tadi. Dan penyesuaian harga tiket juga akan menyesuaikan harga BBM yang diatur pemerintah,” ungkapnya.

Lanjutnya lagi, ada banyak komponennya, dan Pertamina sejauh ini juga hanya menaikkan harga BBM penugasan seiring dengan kenaikan harga minyak dunia.

“Tetapi saya yakin, realita di lapangan nantinya akan lebih mengarah kepada kemungkinan kenaikan harga tiket setelah kebijakan PCR dan antigen dihapuskan,” pungkasnya. (anita/hm14)

Related Articles

Latest Articles