10.7 C
New York
Monday, May 6, 2024

Pasien Membludak di RSUD Batu Bara, Management Ubah Shiff dari 3 Jadi  2  di UGD dan Perawatan

Batu Bara, MISTAR.ID

Sebagai dampak penambahan yang signifikan jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap di RSUD Batu Bara dibutuhkan penambahan para medis untuk melayaninya.

Namun karena belum mungkin menambah jumlah para medis karena beban APBD Batu Bara dan kondisi Covid-19,  managemen mengambil kebijakan pintas dengan merubah shiff di UGD dan ruang perawatan dari sebelumnya 3 shiff menjadi 2 shiff tanpa melanggar peraturan ketenagakerjaan.

Hal itu diutarakan Plt Direktur RSUD Batu Bara dr. Guruh Wahyu Nugroho saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Selasa (9/3/21).

Baca Juga: Kapolres Batu Bara, Resmikan  Posko PPKM Skala Mikro di Kelurahan Sipare – Pare

Diakui dr. Wahyu, kebijakan managemen merubah shiff terhitung 1 Maret 2021 karena bertambahnya pasien kemungkinan dirasa tidak adil oleh para medis.

Dijelaskan dr Wahyu, yang didampingi Ridwan Kasie Keperawatan dan Yufly Yanza Kasie Pelayanan RSUD Batu Bara, sebenarnya jam kerja para medis dan pegawai dengan pola 2 shiff telah sesuai dengan aturan ketenagakerjaan yaitu 72 jam perminggu.

Selain itu dipaparkan dr. Wahyu, sewaktu shiff dibagi 3 setiap shiff hanya 2 orang sedangkan dengan 2 shiff saat ini  jumlah pegawai tiap shiff menjadi 4 orang.

Baca Juga: Nadia Amira Bocah Penderita Kulit Melepuh, Akhirnya  Dirawat Di RSUD Batu Bara

Selanjutnya kepada pegawai dan paramedis  diberikan waktu 3 hari off (libur) selama 24 jam setelah shiff malam.

“Harus diingat seluruh pegawai di RSUD Batu Bara bukan untuk dilayani tapi harus melayani. Yang kita perjuangkan nyawa pasien, orang orang sakit yang sangat membutuhkan pertolongan dan perawatan”, tegas dr. Wahyu.

Mengenai shiff panjang di ruang perawatan dan UGD sejalan dengan penambahan pasien saat ini sementara belum diperbolehkan menambah jumlah pegawai.

Baca Juga: Pemkab Batu Bara Tegaskan Transport Pemulangan PMI Ditanggung

“Begini ,  itu bukanlah kemauan kita bersama tapi itulah yang harus terjadi untuk meningkatkan pelayanan di RSUD Batu Bara agar berjalan baik dan maksimal. Hal itu dibuat karena jumlah pasien terus meningkat. Seluruh orang kesehatan di RSUD adalah pelayan masyarakat di bidang kesehatan dan kita harus maksimalkan pelayanan dengan baik”, ucap dr. Wahyu.

Kalau masalah insentive menurut dr. Wahyu  menyebut mungkin keluarga saya dari media boleh membandingkan dengan rumah sakit pemerintah lain. Bupati Batu Bara sudah memperhatikan mereka dengan baik.

“Gaji mereka sudah tinggi sebagai honorer yakni Rp. 1,5 juta dan mereka dapat jasa medis dari BPJS, pasien umum dan jampersal, jasa pelayanan, jasa medis”, ungkap dr. Wahyu.

Sedangkan terkait permintaan uang pudding belum dapat diberikan sesuai beban APBD yang saat ini difokuskan penanganan Covid-19. (ebson/hm13)

 

 

Related Articles

Latest Articles