21.8 C
New York
Monday, June 3, 2024

Menjanda, Boru Sinaga Harus Berjuang Hidup Jadi Pemulung di Tebing Tinggi

Tebing Tinggi, MISTAR.ID

Kerasnya kehidupan membuat wanita asal Kampung Juhar I, Kecamatan Bandar Khalifah, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) ini harus mencari nafkah sebagai pemulung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Saat ditemui Mistar.id, wanita yang mengaku bernama Boru Sinaga ini sudah melakoni hidup sebagai pemulung di Kota Tebing Tinggi selama 4 bulan terakhir.

Setiap hari, dia pun harus berjalan kaki berkeliling kota untuk mengumpulkan barang-barang bekas yang bisa dijual kembali ke pengepul.

Baca Juga: Bappeda Tebing Tinggi Gelar Rakor Penjaringan Aspirasi Masyarakat Terkait Ranwal RPJPD 2025-2045

“Sudah 4 bulan terakhir saya mencari barang-barang bekas ini,” kata Boru Sinaga, saat ditemui Mistar.id di sisi Jalan Taman Bahagia Kota Tebing Tinggi, Jumat (20/10/23).

Dari jerih payahnya itu, Boru Sinaga mengaku bisa memperoleh Rp30-50 ribu setiap hari untuk menyambung hidup.

“Per hari penghasilan dari memungut barang bekas, bisa berpenghasilan 30 hingga 50 ribu rupiah,” katanya.

Untuk harga seperti botol dan gelas plastik bekas air mineral kemasan, per kilonya jika dijual ke pengepul dengan harga Rp1.500.

“Kalau plastik-plastik asoi (kresek) harganya Rp1.000 (per kilo), dijual ke gudang botot (pengepul) dekat SPBU di Simpang Kampung Keling,” ujarnya.

Baca Juga: KontraS Ragukan Komitmen Mahfud MD dalam Penegakan Hukum dan HAM

Terkait bantuan pemerintah di tempat ia berdomisili, Boru Sinaga yang mengaku sudah lama menjanda akibat ditinggal mati suami, mengaku tidak pernah mendapat bantuan apapun.

“Kalau bantu-bantuan sosial dari pemerintah, saya enggak penah dapat,” katanya.

Dia pun berharap agar pemerintah dapat memperhatikan hidup warga-warga yang mengalami kehidupan sama sepertinya.

“Ya kalau bisa, orang-orang seperti kami ini, pemerintah lebih perhatian untuk kehidupan kami,” tutupnya. (Nazli/hm22)

Related Articles

Latest Articles