15.4 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Melihat Keseruan ‘Meriam Bambu’ Jelang Natal dan Tahun Baru di Desa Simorangkir

Taput, MISTAR.ID

Sekelompok anak-anak beragam usia sedang membagi tugas. Ada yang menebang pohon bambu dari lokasi hutan yang tidak jauh dari kampung dan mengangkutnya ke sebuah lokasi jauh dari keramaian, ada yang mengergaji dan ada juga yang bertugas melobangi bagian pangkal dekat ruas bambu.

Hari itu, mereka sedang bergotongroyong merakit sejumlah unit mainan tradisi yang akrab disebut Meriam Bambu. Pun, sebahagian anak-anak yang paling kecil hanya duduk, memperhatikan abang-abang mereka sedang merakit.

Keseruan anak-anak jelang Natal dan Tahun Baru ini masih dijumpai di Desa Simorangkir Habinsaran, Kecamatan Siatas Barita Kabupaten Tapanuli Utara, Minggu, (13/12/20). Mereka mengaku, permainan yang mengeluarkan suara dentuman keras dan kuat ini, selalu dilakukan jelang akhir tahun. Medianya hanya potongan bambu berukuran 2 meter lebih, minyak tanah, kayu kecil penyulut api dan kain penutup saat akan melepaskan tembakan.

Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Stok Pangan Di Siantar Aman Dan Dimonitoring

Seperti biasa, ‘pesta’ meriam bambu akan berpuncak di Malam Natal tanggal 24 Desember 2020 dan malam pada tanggal 31 Desember, menjelang Tahun Baru 2021.

“Permainan ini setiap tahun kami lakukan sejak kecil. Hingga saya dewasa, saya masih ingin mengajak adek adek saya melakukanya,”ucap Viktor Simorangkir, salah seorang pemuda kampung yang secara rutin menggagas merawat permainannya meskipun usianya sudah dewasa.

anak-anak membuat meriam bambu sendiri (f:jan/mistar)

Viktor berkeyakinan, bahwa tradisi permainan jelang Natal ini tidak akan pernah tergerus dengan munculnya sejumlah permainan sejenis petasan.

Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Masyarakat Diimbau Tidak Konvoi Berkendara

“Memang petasan jauh lebih simpel, tetapi resikonya sangat tinggi.Harganya juga sangat tinggi dan hanya dinikmati sesaat. Kalau yang ini simpel, hingga capek pun masih bisa digunakan,”ucapnya, sambil tertawa.

Lagi pula menurut Viktor, mereka tidak mau menggerus permainan turun-temurun itu, menggantikannya dengan beragam jenis petasan yang sudah modern saat ini.

Meskipun menurut dia, jumlah anak-anak yang menggunakan permainan ini semakin berkurang dari tahun ke tahun dan banyak beralih ke petasan.(Jan/hm06)

Related Articles

Latest Articles