22.1 C
New York
Monday, April 29, 2024

Gubsu Kesal, Produsen Minyak Goreng Tidak Hadir di Rapat TPID

Medan, MISTAR.ID

Menjelang Ramadhan atau puasa 1443 Hijriah/2022, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menggelar Rapat Koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se-Sumatera Utara di Aula Tengku Rizal Nurdin Rumah Dinas Gubernur Sumut, Selasa (29/3/22).

Dalam rapat ini, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi kesal karena owner atau produsen pemilik perusahaan minyak goreng tidak hadir, namun hanya perwakilan saja.

“Mana owner minyak goreng, kok perwakilan saja ini. Jadi hanya perwakilan saja yang diomeli. Yang itu (owner) malah tenang aja,” sebut Gubernur Edy.

Baca Juga:Migor Curah Surplus, Gubsu: Berani Permainkan Harga Akan Saya Tindak!

Harga minyak goreng saat ini tidak stabil pasca Harga Eceran Tertinggi (HET) oleh Pemerintah Indonesia. Gubernur Edy mengatakan, kondisi minyak goreng ini salah satu pemicu inflasi di Provinsi Sumut.

“Ini inflasi macam tensi, kalau tinggi stroke dan kalau rendah bisa mati. Saya tentara gak belajar inflasi, tapi jadi gubernur saya harus belajar lagi. Susah juga rupanya jadi gurbernur ini,” katanya.

Edy menjelaskan, bahwa produksi CPO di Sumut 5,9 juta ton per tahun, untuk kebutuhan domestik 20 persen sebesar 1,1 juta ton per tahun. Sedangkan, produksi minyak goreng di Sumut 230 ribu ton per tahun. “Harusnya kita surplus 50 ribu ton. Kenapa barang (sempat) langka, Bohong ini semua,” tegasnya.

Baca juga: Gubernur Sumut: Warning! Produsen Minyak Goreng Jangan Manfaatkan Situasi

Mantan Ketua PSSI itu, menjelaskan sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag), minyak curah Rp14 ribu per liter. Periode Januari-Maret 2022 harga minyak goreng Rp19 ribu per liter.

“Gara-gara minyak goreng menjadikan inflasi tidak mungkin, minyak curah sudah ditetapkan Rp14 ribu. Naik menjadi Rp20 ribu. Ini banyak yang macam-macam. Banyak pedagang menjual di atas HET, liar sekali ini,” kata Gubernur Edy.

Dengan kondisi tersebut, mantan Pangdam I Bukit Barisan itu akan melakukan intervensi harga minyak goreng di Sumut. Sehingga, harga terjangkau di tengah masyarakat dan produsen tidak merugi serta mendapatkan untung.

Baca Juga:Peruntukan Pengiriman Migor ke Pekan Baru Terungkap, Ini Tujuannya

“Saya tekan (intervensi) ini, saya tidak mau (produsen) juga merugi. Saya tidak mau merugi, karena Bapak bisnis. Kalau Bapak merugi, berapa lagi jadi pengangguran jadi
masalah lagi. Kita mau benar-benar friend (berkawan). Kita saya atur, saya bicara sama Bapak, harus bicara riil,” ucapnya.

Gubernur tidak mau harga minyak goreng tidak stabil membuat menjadi liar di pasaran dan menjadi penyebab inflasi di Provinsi Sumut ini.

“Salah satu penyebab inflasi adalah minyak goreng. Bantu, kalau tidak (bisa) liar. Setiap mau hari raya (kebutuhan pokok) dinaikkan, Natal dan Tahun Baru naik. Saya mau harus ada standar (harga),” tegas Edy.(anita/hm09)

Related Articles

Latest Articles