13.5 C
New York
Tuesday, May 14, 2024

Gawat! Guru dan Siswa Reaktif Covid Kembali Ditemukan di Humbahas

Humbahas, MISTAR.ID

Kasus penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah kembali ditemukan di wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), tepatnya di SMK Negeri 1 Dolok Sanggul Kecamatan Dolok Sanggul, dan SMA Negeri 2 Lintong Nihuta Kecamatan Lintong Nihuta.

Kepala Dinas Kesehatan Humbahas drg Hasudungan Silaban melalui Bastian Ritonga selaku Bagian Admin Tracing, Selasa (15/2/22) mengatakan, hingga saat ini ada sebanyak 30 orang di SMKN 1 Dolok Sanggul di antaranya, 2 guru dan 28 siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari hasil tes usap antigen yang mereka ikuti.

“Dari jumlah 108 orang yang dirapid, 30 orang reaktif, 2 guru serta 28 siswa. Dan itu langsung kita tindaklanjuti dengan tes swab PCR,” katanya melalui pesan singkat WhatsApp.

Bastian mengatakan, pihaknya melakukan tracing ke SMKN 1 Dolok Sanggul dengan menggelar tes usap antigen kepada guru dan siswa di sekolah tersebut, dikarenakan salah satu guru di sekolah itu yang merupakan istri dari Kepala Sekolah SMAN 2 Lintong Nihuta juga positif Covid-19 hasil swab PCR.

Baca Juga:Seorang Siswa Terpapar Covid-19, SD di Deli Serdang Ditutup

Dari penelusuran kontak, akhirnya ada 108 orang yang menjalani tes antigen. Dari total tersebut, ditemukan sebanyak 28 anak bersama 2 guru dengan hasil reaktif.

“Positif rapid 30 orang. Hasil PCR belum keluar, karena semalam sore (Senin 14 Februari) kami kirim ke rumah sakit,” kata Bastian. Sementara, di SMAN 2 Lintong Nihuta sebanyak 15 orang terkonfirmasi reaktif hasil tes antigen yang mereka ikuti, dari 24 orang.

Namun dari hasil swab PCR, hanya satu orang dari keluarga guru positif. “SMAN 2 di rapid 24 orang, positif rapid 15 orang dan positif PCR 1 org. Yang positif PCR keluarga guru,” terang Bastian.

Lebih lanjut dia mengatakan, kasus tersebut berawal dari Kepala SMAN 2 Lintong Nihuta positif Covid-19 yang melakukan PCR mandiri sehingga dilakukan tracing. “Ini hasil tracing kami dari kontak kepala sekolah. Kepsek positif maka kami tracsing ke sma 2. Hasil dari tracing kami, 1 positif dan itu bukan murid dan guru. Tapi, orang tua dari kepala sekolah,” sebutnya.

Baca Juga:Siswa Terpapar Covid-19, Salah Satu SMP di Siantar Setop PTM

Namun sejauh ini, pihak dinas kesehatan tidak berani memberikan saran untuk melakukan pembelajaran secara daring karena bukan naungan Pemerintah Humbahas. “Untuk SMAN 2 dapat tatap muka karena yang positif bukan guru atau murid,” katanya.

Hanya saja, mereka sempat memberikan saran ke SMKN 1 Dolok Sanggul untuk melakukan prokes ketat. “Saran kami hanya ke SMKN 1. Kita sarankan untuk Prokes ketat. Untuk SMAN 1 saya tidak berani menyarankan mereka tutup dan melakukan daring karena surat edaran bupati yang terakhir tidak ditujukan untuk SMA. Hanya untuk SD dan SMP,” tandasnya.

Sementara, Kepala SMKN 1 Dolok Sanggul Hotman Manurung mengatakan, jumlah kasus terkonfirmasi pada guru dan siswanya hasil dari tes usap antigen, sebanyak 32 orang dari 108 orang yang dilakukan tracing oleh pihak kesehatan.

Ia mengatakan, ditemukan kasus itu berawal dari 15 anak siswa mengeluhkan demam sehingga dilakukan pemeriksaan tes usap antigen. “Awalnya dari siswa, hingga guru jadi ikut antigen. Sebanyak 108 orang dites usap antigen, 32 reaktif, di antaranya 1 guru dan 31 siswa,” ujarnya melalui pesan singkat WhatsApp.

Baca Juga:4 Siswa Terpapar Covid-19, PTM di SMAN 1 Pematangsiantar Dihentikan Hingga 14 Februari 2022

Disinggung, bermula kasus itu dikarenakan salah seorang gurunya yang merupakan istri dari Kepala SMAN 2 Lintong Nihuta positif Covid-19, sehingga pihak kesehatan melakukan tracing ke sekolah tersebut? Hotman membantah. “Ibu itu belum pernah hadir,” katanya.

Ia menambahkan, hal itu juga sudah dilaporkan ke pihak Kasi SMK. Dan saat ini, siswa yang mengeluh sudah melakukan pembelajaran melalui daring. Demikian juga, siswa yang terpapar dan itu hasil anjuran pihak gugus.

Disinggung, melihat angka Covid 19 tinggi di Humbahas, apakah tidak ada memberlakukan daring? Dia mengaku lebih senang jika dilaksanakan pembelajaran daring.

Sudah dua Minggu ini, katanya, pihaknya sudah memberlakukan daring 50 persen, tatap muka 50 persen. Disinggung apakah sudah efektif? Dia mengaku keinginan daring. “Saya, sendiri lebih ingin daring semua. Tapi kita SLTA mengacu kepada instruksi provinsi,” ucapnya mengakhiri.(dedy/hm10)

Related Articles

Latest Articles