15.2 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

FDT Dikemas Baik, Jangan Dihapus, Tiga Bupati Angkat Bicara

MISTAR.ID – Tiga Bupati menolak keras jika Festival Danau Toba (FDT) ditiadakan dengan alasan karena kurang bermanfaat.

Mereka adalah, Bupati Tapanuli Utara, Bupati Humbang Hasundutan, dan Bupati Samosir.

Bupati Taput Nikson Nababan, mengatakan, bahwa FDT tetap harus dilaksanakan tanpa mengganti nama dan bukan untuk ditiadakan.

Menurut dia, yang harus dibenahi dalam event Festival Danau Toba itu adalah materi dan pelaksanaan. Tidak perlu ditiadakan, apalagi ganti nama.

“Selama ini banyak daerah tidak dilibatkan. Sehingga terkesan kurang maksimal. Padahal, pada tahun 2016, Kabupaten Tapanuli Utara sebagai tuan rumah, itu berjalan dengan baik karena dikemas dengan bagus,” ujar Nikson

“Harusnya dengan adanya program pemerintah pusat dengan menjadikan danau toba sebagai destinasi, tentunya harus didukung pemerintah provinsi dan kabupaten. Tentunya dengan memperbanyak promosi wisata dan atraksi wisata,” katanya.

Bupati Humbang Hasundutan, Dosmar Banjarnahor mengatakan, tidak setuju jika Festival Danau Toba 2020 ditiadakan. Sebaiknya, kata dia, Festival Danau Toba tahun 2020 ini materinya lebih ditingkatkan.

“Jadi kalau ada yang kurang baik diperbaiki untuk lebih baik,” harapnya.

Hal yang sama juga disampiakan Bupati Samosir, Rapidin Simbolon.
“Jangan dihapus, Samosir siap untuk melaksanakannya,” sebutnya menjawab wartawan, Senin (13/1/20) di Pangururan.

Ia menjelaskan, sebagai daerah yang berada di tengah Danau Toba, salah satu event Pemerintah Kabupaten Samosir yang membumi yakni Samosir Musik Internasional. Event itu merupakan salah satu magnet bagi wisatawan. “Buktinya pada pelaksanaan SMI 23 dan 24 Agustus 2019 lalu, pengunjungnya membludak,” katanya. Menurut Rapidin, saat ini moment kunjungan wisata ke Danau Toba sudah mulai bangkit. Kesempatan ini jangan sampai redup, mari bahu membahu untuk kemajuan pariwisata kawasan Danau Toba.

Selain 3 Bupati, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Pdt Robinsarhot Lumbangaol dan Pdt Lamsihar Siregar, secara terpisah menyampaikan pendapatnya.

Praeses HKPB Distrik III Humbang, Pdt Renova Johnny Sitorus, menegaskan bahwa FDT selama ini telah bermanfaat, apalagi kepada masyarakat terkhusus sekitaran Dana Toba.

Tetapi, menurut dia, perlu perbaikan dalam pelaksanaan FDT berupa materi.
Renova menilai, bahwa Gubernur Sumatera Utara yang akan berencana menghilangkan nama FDT, tidak dimasuk akalnya. Sebab, pemerintah yang telah membuat danau toba sebqgai destinasi wisata, harusnya Gubernur mendukung dan memberikan konsep yang bermanfaat.

Sedangkan, Pdt Lamsihar Siregar dari Gereja HKI menyampaikan, bahwa FDT selama ini mempunyai manfaat kepada masyarakat bergerak diusaha dan jajanan. Mulai jasa transport dari darat, laut dan udara, perhotelan, homestay.

Menurut dia, Gubernur Sumatera Utara perlu diberi masukkan dan gagasan dalam program pengembangan destinasi wisata Danau Toba. Ia menilai, Gubernur tidak memiliki hal tersebut, sehingga berani mengucapkan bahwa FDT kurang bermanfaat.

Sedangkan, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Humbang Hasundutan, Pdt Robinsarhot Lumbangaol menyampaikan jika itu ditiadakan maka Gubernur sama saja menghilangkan kelestarian budaya batak.
Menurut dia, baiknya pesta rakyat tersebut tetap dilaksanakan bukan meniadakan karena kurang bermanfaat.

Penulis : Effendi/halomoan
Editor : Rika

Related Articles

Latest Articles