Di Batu Bara Ada Warga Terima BST Tahap 9, Padahal Tahap 7 dan 8 tidak Terima

Batu Bara, MISTAR.ID

Bantuan Sosial Tunai (BST) Covid-19 tahap 9 di Kabupaten Batu Bara sudah cair dan dapat diambil penerima di Kantor Pos yang ditunjuk.

Anehnya, warga tidak paham meski tahap 9 sudah cair namun bantuan yang sama tahap 7 dan 8 justru belum dicairkan. Pencairan BST tahap 9 diketahui wartawan setelah mendapat informasi dari salah seorang penerima BLT, Kamis (10/12/20).

Berdasarkan surat pemberitahuan yang dikeluarkan Kantor Pos (PT Pos Indonesia), diminta kepada penerima BST untuk mencairkan BST tahap 9 di Kantor Pos.

Adapun persyaratan pengambilan/penerimaan Bansos Tunai ini adalah menunjukan KTP-el atau Kartu Keluarga asli dan memperhatikan ketentuan pencegahan Covid-19. Kemudian pada kolom tabel yang memuat NIK penerima, ada kolom yang menyebutkan Tahap 9.

Baca Juga:Cair! 19.204 Pemanfaat Terima BST Kemensos Tahap 9 di Toba

Kepada wartawan, salah seorang penerima BST, warga Kelurahan Labuhan Ruku yang minta namanya dirahasiakan menyatakan keheranannya. “Kog bisa gini ya. Padahal tahap 7 dan 8 kita belum terima malah datang panggilan pencairan tahap 9,” katanya.

Ketika dikonfirmasi wartawan, Kepala Kantor Pos Lima Puluh Bina Purba menjelaskan, pihaknya hanya sebagai penyalur BST dari Kemensos.

Mengenai penerima BLT tahap 9 ada yang tidak menerima BLT tahap sebelumnya, dikatakan Bina Purba, karena mereka mendapat BST setelah ada penambahan kuota dari Kemensos.

Baca Juga:BST Di Siantar Disalurkan 2 Tahap Sekaligus Untuk 6.567 KK

“Hari ini yang menerima BST tahap 9 adalah tambahan kuota dari Kemensos. Mereka ini di luar penerima BST reguler yang tetap menerima Tahap 9,” terangnya. Ditegaskan Purba, sesuai dengan perjanjian dengan Kemensos, PT Pos Indonesia (Kantor Pos)  hanya menyalurkan BST saja.

Sementara bantuan lain seperti BLT, JPS dan lainnya tidak melalui Kantor Pos. Informasi yang diterima dari Koordinator PKH Kabupaten Batu Bara M Arif, untuk Tahap 9 ada tambahan kuota.

Dikatakan Arif, penambahan kuota pada Tahap 9 karena ada kekosongan kuota di Kemensos akibat banyak data yang tidak valid.(ebson/hm10)