“Dipercaya kalau berbuat hal tidak baik di sana akan mendapat teguran. Kami sebagai warga dari dulu sangat menjaga hal itu,” jelas Hasan, warga sekitar makam.
Sementara Pendi berharap, dari tempat ini bisa mengedukasi masyarakat mengenai ketokohan dan sejarah dari Datuk Alang Tualang Puso, bukan hal-hal negatif yang tidak bisa diuji kebenarannya.
“Kesakralan tempat ini harusnya dari hal positif. Seorang pemuka agama yang besar di masa lalu pasti punya sejarah yang panjang,” harapnya.
Baca juga:Sinopsis Film Waktu Maghrib, Arwah Gentayangan yang Menyeramkan
Begitu pun dengan keberadaan tempat ini, sebagai peninggalan sejarah, diharapkan agar lebih diperhatikan dan dilestarikan. Baik dari masyarakat maupun pemerintah. Sehingga daya tariknya bukan tentang mistisnya, tetapi sejarahnya.
“Baru setahun area ini dipugar kembali dan dibangun surau kecil oleh pengusaha Tionghoa yang peduli sejarah. Ironisnya, setelah dipercantik, banyak orang mengaku-ngaku sebagai keturunan Datuk dan saling klaim. Sebelum itu, mereka semua kemana?,” tutup Pendi.
Di tempat terpisah, Gama (43), praktisi spiritual, saat dihubungi mistar.id menjelaskan, fenomena gaib itu sangat jarang ditemukan yang betul. Menurutnya, 90 persen bisa dikatakan berdasarkan cerita orang dan latar belakang tempat tersebut.
“Alam gaib itu ada, tapi beda dimensi. Hampir mustahil 2 dunia ini bersinggungan secara nyata. Pikiran dan rasa manusia juga bersifat gaib, ada tapi tak tampak. Sebab itu sangat sulit membedakannya, tabirnya sangat tipis,” ujar Gama lewat sambungan telepon. (maulana/hm16)
