Pematangsiantar, MISTAR.ID

Di Jalan Melanton Siregar Kelurahan Sukamaju Kecamatan Siantar Marihat, tepat di depan SMA Pelita, ada sebuah toko ulos sederhana yang telah berdiri hampir 15 tahun.

Bagi pemiliknya, Rosmi, ulos bukan sekadar kain tradisional, melainkan simbol perjuangan dan warisan budaya yang terus ia jaga meski di tengah tantangan era digital.

Ibu 4 anak ini tak pernah menyangka dirinya akan menekuni usaha ulos. Awalnya, ia hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa tanpa aktivitas berarti. Namun, keadaan mendorongnya untuk berbuat lebih.

Dari teman-temannya, Rosmi belajar menenun ulos. Ia mulai mencoba membuat ulos sendiri dan mencari pengrajin-pengrajin lain untuk bekerja sama.

Baca juga : Perkuat UMKM Kreatif dan Digital, BI Pematangsiantar Akan Adakan FSBL 2024

“Dulu, saya menyediakan alat dan bahan untuk pengrajin yang bekerja di tempat saya. Mereka saling mengajari satu sama lain cara membuat ulos,” ujar Rosmi saat ditemui di Tokonya, Senin (16/12/24).

Semangat gotong royong itu menghidupkan usahanya. Namun, seiring waktu, para pengrajin mulai memilih bekerja di rumah masing-masing. Kini, Rosmi hanya menampung ulos hasil karya mereka dan menjualnya ke pengepul di Parluasan.

Saat ini, ada 10 pengrajin yang rutin menyetorkan ulos kepada Rosmi. Ia tetap menyediakan bahan, sementara para pengrajin mendapatkan upah dari hasil karya mereka. Meski tak lagi membuat ulos sendiri, Rosmi tetap menjaga semangat para pengrajin agar terus menghasilkan tenunan berkualitas.