Sidang Paripurna Istimewa HUT ke-154 Kota Siantar, Kesukarelaan Raja Sang Naualuh Patut Diteladani


Sidang paripurna istimewa HUT ke 154 Kota Pematangsiantar (f:ist/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
DPRD Kota Pematangsiantar menggelar sidang paripurna istimewa Hari Ulang Tahun (HUT) ke-154 Kota Pematangsiantar, Kamis (24/4/2025) di Ruang Harungguan. Memperingati hari ulang tahun secara filosofis dimaknai dengan peringatan untuk melihat masa lalu sebagai mata rantai sejarah yang sangat bernilai sebagai referensi menapaki masa kini, dan memandang masa depan.
Ketua DPRD Pematangsiantar, Timbul Marganda Lingga mengatakan, peringatan ini dijadikan mawas diri atau introspeksi diri untuk tujuan masa depan Kota Pematangsiantar yang lebih baik.
"Kita wajib bersyukur dengan menjadikan hari kelahiran Kota Pematangsiantar pada tanggal 24 April 1871 yang disesuaikan dengan tahun lahirnya Raja Sang Naualuh pada tanggal 24 April 1871. Kita juga tidak boleh lupa bahwa Sang Naualuh putra Kota Pematangsiantar yang rela berjuang melawan Belanda dari bumi Pematangsiantar dan mengorbankan diri harus dibuang ke Bengkalis dan wafat di sana," kata Timbul.
Disampaikannya, peringatan hari jadi Kota Pematangsiantar ini bukan hanya seremonial belaka, namun harus mampu meneladani sifat yang dimiliki Raja Sang Naualuh yaitu: pengasih, pelayan, jujur, berani, bertanggungjawab, teguh, pendirian, saling menghormati dan saling membangun. Selain itu sifat kepribadian beliau adalah iman yang kuat, rendah hati, sesuai perkataan dan perbuatan, berbuat untuk rakyat, anti kepada penindasan, sakti dan dekat kepada rakyat. Berdasarkan sifat yang dimiliki maka beliau diberi gelar Sang Naualuh yaitu sang raja yang memiliki 8 motto hidup.
Melihat sifat dan filosfi pemimpin kerajaan Siantar yang bernama Sang Naualuh Damanik, sudah selayaknya masyarakat Pematangsiantar memberikan apresiasi kepada kepribadian beliau yang dapat dijadikan motto hidup, yang merupakan kearifan lokal di wilayah Kota Pematangsiantar dan diabadikan dengan bukti nyata. Karena itu Raja Sang Naualuh Damanik memiliki kepribadian yang matang dan mempunyai kearifan dan kebijaksanaan dalam menjalankan roda pemerintahan.
Timbul melanjutkan, sudah semestinya hari jadi ke-54 tahun 2025 ini dijadikan refleksi terhadap jalannya roda pemerintahan dan pembangunan di Kota Pematangsiantar dan tentunya pemimpin Kota Pematangsiantar harus mampu mengimplementasikan sifat dari raja Sang Naualuh.
Pemimpin dan aparatnya harus memiliki kasih kepada warganya tanpa membedakan suku dan agamanya sehingga terbangun kekeluargaan, kesatuan dan toleransi didalam perbedaan, pemimpin dan aparatnya harus menjadi pelayan kepada setiap warganya dan membuat merasa senang, nyaman dan sejahtera.
Pemimpin dan aparatnya harus berlaku jujur dan menjadikan kebenaran menjadi pangkal utama, karena itu lah motto habonaron do bona menjadi nilai kearifan lokal.
Pemimpin dan aparatnya harus berani menjadi benar dan jujur dalam memberikan pelayanan kepada warga meskipun dengan segala tekanan atau bahkan intimidasi dan berani dengan segala konsekuensinya atas tindakannya. Selain itu, pemimpin dan aparatnya harus bertanggung jawab atas segala program pembangunan dan kesejahteraan warganya.
Pemimpin dan aparatnya harus teguh pendirian menetapkan dan menjalankan segala pekerjaan yang telah disepakati sebagai hasil dari kebersamaan dan musyawarah sehingga melahirkan komitmen yang menjadi pola tindakan dan perilaku.
Pemimpin dan aparatnya harus saling menghormati terhadap warganya, terhadap sesama lembaga dan penyelenggara pemerintahan, tidak menghina suku atau agama warganya.
Pemimpin dan aparatnya harus saling membangun yang paham apa yang menjadi permasalahan dan kebutuhan warganya, dalam meningkatkan pembangunan sehingga setiap hasil pembangunan dapat berguna dan digunakan orang lain, dan bisa dinikmati bersama.
"Karena itu ada motto yang menjadi kearifan lokal di Kota Pematangsiantar yaitu Sapangambei Manoktok Hitei, haganupan simadasi," ujarnya. (gideon/hm17)
PREVIOUS ARTICLE
300 Peserta Ikut Pelatihan Program Kerja di BLK Disnaker Sumut