Pengemudi Ojol di Pematangsiantar Minta Kemenaker Segera Tetapkan Regulasi Hak THR


Pengemudi ojol di Kota Pematangsiantar, Naza Pakpahan. (f:ist/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Pemberian hak Tunjangan Hari Raya (THR) kepada pengemudi ojek online (ojol) dan kurir menjadi pembicaraan hangat menjelang perayaan Idul Fitri tahun 2025 ini.
Desakan agar Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) segera menetapkan regulasinya datang dari Komunitas maupun Serikat Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI).
Salah seorang pengemudi ojol, Naza Pakpahan mengaku pembahasan rencana mendapatkan THR itu juga berseliweran di komunitas lintas platform di Kota Pematangsiantar. Namun karena tinggal di daerah, dia bersama rekan-rekannya seprofesinya tidak dapat berbuat banyak.
"Hanya baca-baca dari berita saja lah, melihat bagaimana perkembangannya," kata Naza, Jumat (14/2/25).
Pun begitu, dia tetap meminta pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan untuk kesejahteraan para pengemudi ojol.
"Memang kan terakhir belum pasti, dikasih atau tidak. Karena belum ada peraturannya," ujarnya.
Dikatakannya, kebanyakan pengemudi ojol di Kota Pematangsiantar memiliki istri dan anak. Dengan pendapatan yang tidak menentu setiap harinya, membuat mereka harap-harap cemas pulang ke rumah.
"Apalagi di Siantar ini hampir semua bisa dijangkau angkot. Palingan kami berharap besar dari fee mengantar makanan," ucapnya.
Naza mengaku telah 4 tahun mencari nafkah dari antar jemput penumpang ini. Selama menjadi pengemudi ojol, pendapatannya hanya bertumpuk pada ongkos penumpang dan tips yang diberikan. Sementara potongan dari perusahaan hingga kini masih berlaku.
Dengan diberikannya THR, pria 30 tahun ini berharap dapat memenuhi kebutuhan selama Ramadan ini.
"Biasanya kan memang banyak pengeluaran, mungkin itu nanti bisa jadi tambahan," imbuhnya.
Rencana mogok massal yang digaungkan SPAI di Jakarta telah sampai ke telinga pengemudi ojol di Kota Pematangsiantar. Namun, sampai saat ini belum ada tanda-tanda jika langkah itu juga diambil di daerah.
"Hanya sekedar mendengar informasi itu saja kami di sini. Tetapi membahas lebih dalam rencana itu belum ada. Lagian dari pada mogok, mending kami kerja seperti biasa aja," tambahnya.
Tak kurang dari 1.000 pengemudi ojol, taksi online, dan kurir, akan turun ke jalan menggelar demo pada 17 Februari 2025. Pekerja ojol yang tergabung dalam SPAI akan menuntut pemberian hak THR untuk ojol kepada Kemenaker.(gideon/hm18)