Pemko Siantar Godok Aturan Pencabutan Status Kawasan Tanpa Rokok Lapangan Adam Malik


Lapangan Adam Malik Kota Pematangsiantar.(f:dok/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
Pemko Pematangsiantar tengah menggodok aturan yang bakal merevisi pencabutan status Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Lapangan Adam Malik. Sebab aturan-aturan itu dinilai menghalangi pendapatan daerah dari sektor pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Pematangsiantar, M Hammam Sholeh mengatakan kebijakan yang bakal dilakukan itu juga sebagai adaptasi pemerintah dengan perkembangan zaman. Diakui dia, kebanyakan sponsor yang mampu menggelar konser di lapangan tersebut bergerak di sektor industri rokok.
"Dalam beberapa event, kita terhalang Peraturan Wali Kota tentang Kawasan Tanpa Rokok itu," kata Sholeh, pada Senin (24/2/2025).
Baca Juga: Olahraga, Masyarakat Pematangsiantar Lebih Memilih Lapangan Adam Malik Dibanding Taman Bunga
Dia menyebut, poin dalam revisi yang diambil hanya Lapangan Adam Malik, sementara lokasi sekolah dan rumah sakit tetap. "Dalam artian, kita lebih fokuskan ke lokasi-lokasi yang memang tidak dimungkinkan untuk merokok," sebutnya.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) ini menerangkan, pengajuan revisi aturan ada pada Dinas Kesehatan (Dinkes). Saat ini pemerintah tengah mengkaji untuk menggolkan peraturan tersebut.
"Leading sector nya di Dinkes. Sudah dilakukan rapat beberapa kali rapat pembahasan sejak tahun lalu," ujar Sholeh.
Ia melanjutkan, target pendapatan dari penggunaan Lapangan Adam Malik tahun 2025 sebesar Rp350 juta. "Untuk merealisasikan itu, kita butuh gebrakan," sambungnya.
Sementara itu, anggota Komisi I DPRD Pematangsiantar, Ilhmasyah Sinaga sepakat revisi aturan KTR itu. Dia menyebut, Lapangan Adam Malik sudah seharusnya menjadi sumber pendapatan daerah secara maksimal.
Ketua DPC Demokrat Kota Pematangsiantar ini menyebut, rencana pemerintah daerah itu sudah tepat. Meski mengubah aturan tidak mudah, konflik-konflik yang terbentur akibat KTR ini sudah seharusnya dihindarkan.
Ia mengakui pagelaran konser besar didominasi sponsor perusahaan rokok, maka dari itu penggunaan Lapangan Adam Malik yang notabene berada di inti kota sudah dapat dimaksimalkan.
"Sponsor paling banyak ya perusahaan rokok, apalagi perolehan cukai kita cukup tinggi dengan adanya perusahaan nya di sini," ucap Ilhmasyah. (gideon/hm16)
PREVIOUS ARTICLE
Oknum Polwan Aniaya Anaknya, Kapolda Sumut Lakukan Mediasi