Viral Video Timses Caleg Minta Kembalikan Uang, Begini Kata Pengamat


viral video timses caleg minta kembalikan uang begini kata pengamat
Beberapa waktu lalu, media sosial dihebohkan dengan sejumlah video yang menampilkan tim sukses (Timses) seorang calon legislatif (Caleg) meminta pengembalian uang karena diduga warga yang telah menerima uang, tidak memilih caleg yang disarankan.
“Ini sesuatu yang unik, mungkin tidak terjadi di tempat lain. Politik uang biasanya tidak pernah dilakukan dalam bentuk pengembalian uang (refund),” ujar Ananda kepada mistar.id saat dijumpai di ruangannya, pada Jumat (23/2/24).
Ananda menjelaskan bahwa dalam konteks politik saat ini, tingkat kedewasaan belum tercapai, baik dari segi kemampuan berpolitik calon dan timses, maupun dari pemilih atau warga.
Lebih lanjut, Ananda menjelaskan bahwa rendahnya kemampuan politik calon disebabkan oleh kegagalan dalam memobilisasi massa.
“Kalau saja mereka tidak bisa memobilisasi massa, bagaimana nanti ketika mereka menjadi legislator, itu menjadi pertanyaan besar mengenai kapasitas para caleg,” katanya.
Di sisi lain, Ananda menyoroti kurangnya kedewasaan masyarakat terhadap event politik. Politik seharusnya merupakan bagian dari cara untuk memenuhi kebutuhan publik.
“Masyarakat tidak percaya bahwa pilihan politik mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka, seperti menurunkan harga beras,” ujarnya.
Ananda menekankan bahwa saat ini publik lebih memprioritaskan calon yang memberikan uang, dan kurang mempedulikan suara sah saat pencoblosan. Ia mencontohkan, jika terdapat satu keluarga memiliki empat orang, timses datang memberikan uang untuk mencoblos caleg tertentu, uang tersebut diambil, dan hal serupa terjadi dengan uang dari caleg lain.
Ananda menilai bahwa semakin banyaknya event politik tidak membuat masyarakat menjadi lebih teredukasi, yang sangat membahayakan bagi kedewasaan politik di masa mendatang.
Ananda menegaskan bahwa partai politik memiliki peran utama dalam menegakkan dan mengurangi praktik politik uang di kalangan aktor politiknya.
“Aturannya partai politik yang menegakkan dan mengedukasi para aktor politiknya untuk tidak menggunakan politik uang,” tambahnya.
Dia mengatakan bahwa realitas yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa parpol cenderung acuh tak acuh ketika calegnya menghadapi masalah terkait politik uang. Padahal, sukses seorang caleg sangat berkontribusi pada kesuksesan keseluruhan partai politik.
“Ini realitas yang cukup keras. Partai politik seringkali mengabaikan tanggung jawab terhadap aktor politiknya agar tidak menggunakan uang. Namun, saat seorang caleg terlibat dalam praktik politik uang, partai politik cenderung menyalahkan caleg tersebut. Namun, ketika caleg tersebut berhasil meraih suara yang signifikan, memberi keuntungan pada partai, tiba-tiba partai politik merayakannya,” katanya mengakhiri. (khairul/hm17)