24.2 C
New York
Thursday, August 1, 2024

Populasi Tidak Merata Menyebabkan Jawa Sentris, Begini Kata Pengamat

Medan, MISTAR.ID

Akademikus dan pengamat politik, Emrus Sihombing mengatakan, sistem pemilihan umum (Pemilu) one man one vote lebih demokratis dari sistem distrik atau elektoral.

Di Indonesia, terdapat perbedaan jumlah penduduk yang signifikan di beberapa provinsi, terutama di pulau Jawa. Hal ini disinyalir dapat menimbulkan ketidakadilan untuk daerah lain, hingga muncul istilah ‘Jawa Sentris’.

Untuk diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), provinsi dengan penduduk terbanyak adalah Jawa Barat, berjumlah 50 juta jiwa. Mengalahkan hampir semua jumlah penduduk satu pulau di Indonesia, kecuali pulau Sumatera.

Menanggapi hal itu, Emrus menilai, kalau dari sudut pandang pemilihan legislatif (Pileg) tidak ada persoalan, karena jumlah suara yang ada di tiap daerah berbeda.

Baca juga: Pengamat: Sistem Pemilu Indonesia Lebih Demokratis dari AS

“Harga kursi (jumlah suara) yang ada di Papua dan di Jawa untuk satu kursi DPR berbeda, maka jumlah suara yang ada di Jawa Barat untuk satu kursi DPR harus lebih banyak dibanding di Papua atau daerah yang sedikit/jarang penduduknya,” terangnya kepada Mistar.id, Kamis (1/8/24).

Panitia seleksi KPK RI (2022) ini juga menjelaskan, perbedaan harga kursi tersebut bertujuan agar daerah yang penduduknya jarang tetap memiliki wakil rakyat.

“Kalau kita bicara demokrasi, harusnya sama untuk jumlah kursi di Jawa dan daerah lainnya. Tetapi dalam konteks ini bisa berbeda, agar daerah yang jumlah penduduknya jarang tetap ada wakil rakyatnya,” sebutnya.

Baca juga: Pertarungan Bobby dan Edy di Pilgubsu 2024, Begini Kata Masyarakat

Karena menurut Emrus, kalau jumlah kursi di Jawa dan daerah yang sedikit penduduknya sama, bisa saja dari Papua tidak ada wakilnya. Tidak memenuhi jumlah kuota kursi karena masing-masing partai membaginya.

“Jadi atas dasar pertimbangan itu, nilai kursinya dibuat berbeda. Untuk Pileg, bukan berdasarkan sistem elektoral, tapi atas dasar keterwakilan masing-masing daerah,” sambungnya.

Kemudian Doktor Ilmu Komunikasi Unpad ini menambahkan, kecuali penyebaran penduduk di Indonesia sudah relatif merata. Meski kemungkinannya kecil, baru jumlah harga kursi dalam bentuk suara saya bisa disamakan.

“Tapi sepertinya tidak mungkin, karena ada kecenderungan di kota jumlah penduduknya pasti lebih banyak daripada non kota,” tutupnya. (maulana/hm25)

Related Articles

Latest Articles