20.6 C
New York
Monday, August 19, 2024

Peluang Edy Menang Lawan Bobby, Begini Kata Pengamat

Medan, MISTAR.ID

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) telah resmi mengusung Edy Rahmayadi sebagai bakal calon (balon) Gubernur Sumatera Utara (Sumut). Pasca deklarasi tersebut, muncul pertanyaan kenapa partai sebesar PDIP tidak mengusung kadernya sendiri.

Pengamat politik dan kebijakan publik, Boy Anugerah berpendapat, pilihan PDIP terhadap Edy ini adalah pilihan rasional. Di politik ada istilah rational choice.

“Pelaku politik terkadang harus mengesampingkan target individu atau target sektoral demi hasil yang optimal. PDIP bisa saja mengusung selain Edy karena punya Golden Ticket. Tapi apakah ada sosok dengan elektabilitas yang mampu menandingi Edy atau Bobby? Nah, di sini rational choice berlaku,” ujarnya saat dihubungi Mistar, Senin (19/8/24).

Baca juga:Relawan Edy Rahmayadi Resmi Dideklarasikan

Menurutnya, demokrasi Indonesia hari ini adalah demokrasi elektoral yang dikemas secara langsung dengan rakyat sebagai direct voters. Setiap rakyat memiliki apa yang disebut sebagai one person one vote one value.

“Artinya, rakyat yang akan menjadi hakim Pemilu secara langsung di bilik suara, bukan Partai Politik atau koalisi super Partai Politik,” sebutnya.

Mantan Analis Lemhannas RI ini melanjutkan, zaman sudah bergerak. Mekanisme direct voting oleh rakyat ini merupakan cermin demokratisasi di bidang politik dan pemerintahan. Ini yang harus dijaga.

“Yang menjadi tantangan adalah bagaimana memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Ketika mereka pergi ke TPS, mereka sudah tahu siapa yang mereka pilih, berdasarkan visi misinya, berdasarkan program kerjanya. Ini jika kita hendak berbicara pada tataran ideal,” lanjutnya.

Baca juga:PDIP Resmi Usung Edy Rahmayadi di Pilgubsu 2024  

Terkait peluang PDIP melawan super koalisi Bobby, menurut Boy, secara kalkulatif Edy Rahmayadi masih punya kans menang.

“Beliau petahana Gubsu, Bobby bukan. Capaian-capaian yang ia peroleh selama menjabat harus diekspos secara masif menjadi elektabilitas. Persoalan David vs Goliath terkait parpol pengusung, hemat saya variabel minor,” jelasnya.

Kemudian ia juga mengingatkan, rakyat yang jadi hakim Pemilu di bilik suara. Fenomena ramai-ramai parpol mendukung trah Jokowi ini sebenarnya tidak disukai masyarakat. Ini bisa disurvei. Edy bisa memanfaatkan ceruk ini untuk dimaksimalkan.

Mengenai balon wakil Edy, menurut Boy, jika untuk target pengembangan organisasi jangka panjang, balon wagub Edy semestinya dari PDIP. Lebih bagus apabila kader dari daerah yang punya ketokohan, rekam jejak, dan massa yang besar.

“Semua akan kembali pada Edy sendiri yang diberikan mandat untuk memilih. Penting bagi Edy untuk memilih calon yang ada marganya karena mungkin ini yang akan jadi isu sentral yang dimainkan pihak lawan untuk menggembosi suara Edy. Ini hanya sekedar analisis politik, kita tunggu ke depan,” pungkasnya. (maulana/hm17)

Related Articles

Latest Articles