IOM Dinilai Dinilai Tidak Bertanggungjawab, Warga Rohingya Protes
Warga Rohingya lakukan demo atas IOM yang tidak bertanggungjawab. (f: amita/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Puluhan pengungsi Rohingya berunjuk rasa di depan GBI Pelangi, Jalan Jamin Ginting, Simpang Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, pada Jumat (24/1/25) sore.
Aksi itu merupakan protes terhadap The International Organization for Migration (IOM). Ini karena mereka diminta untuk meninggalkan penampungan serta pembatasan biaya dari IOM.
Salah seorang pengungsi Rohingya asal Myanmar, Muhammad Shalay, mengaku secara resmi dibawa ke penampungan oleh IOM pada 2021 silam. "IOM dan pemerintah resmi membawa kami ke penampungan ini. Setelah lima tahun kami diusir dari tempat ini," katanya kepada mistar.id.
Ia menyesalkan karena mereka yang baru dipindahkan ke penampungan ini tidak memiliki biaya untuk tinggal di tempat lain. "Harus keluar tanggal 25 Januari. Kalau tidak keluar, pihak IOM tidak akan memberikan uang makan lagi serta listrik dan air akan dimatikan," jelasnya.
Menurut Shalay, alasan tidak dilanjutkan lagi bantuan kepada mereka karena IOM mengatakan tidak ada lagi dana untuk para pengungsi Rohingya.
"Untuk orang yang baru masuk 2019 tidak ada biaya. Tapi untuk orang lama dulu dikasih Rp1.250.000 per bulan. Sekarang bertambah jadi Rp1.750.000 per bulan. Orang lama diberi fasilitas juga, tapi untuk orang baru uang dikurangi dan tidak diberi tempat," paparnya.
Shalay menjelaskan bahwa IOM pernah mengatakan mereka tidak boleh bergabung dengan orang lokal di daerah tersebut. "Sekarang mereka bilang kami tinggal di luar saja, sewa rumah sendiri saja," lanjutnya.
Biaya yang diberikan oleh IOM kepada orang baru Rp1.050.000 per bulan untuk yang di atas 18 tahun, tidak termasuk sewa rumah, makan, dan listrik. "Mereka tanya ke IOM, kami bagaimana ini? Uangnya tidak cukup? Jadi seperti sampah kami ini. Kami datang bukan sendiri, tapi bawaan resmi," sambungnya.
Shalay dan warga Rohingya lainnya meminta Presiden Prabowo Subianto dapat membantu mereka.
"IOM lepas tangan, cuma mau kasih uang makan aja. Di atas 18 tahun Rp1.050.000 per bulan, di bawah 18 tahun cuma dapat Rp500.000 per bulan. Mereka yang baru ini tidak ditanggung sekolahnya," tuturnya.
Diakui Shalay, IOM telah meminta warga Rohingya untuk keluar dari Desember 2024 lalu, namun mereka tidak keluar terkendala biaya. Lanjutnya, IOM mengatakan akan membantu memberi tempat di luar dan diberi tenda tapi sekarang pemerintah mengatakan tidak memberikan.
"Mereka bilang kami mau pergi ke manapun terserah kami, mau sewa kemana saja boleh tapi share lokasi nanti mereka akan datang. Tapi mereka tidak memberi dana untuk tempat tinggal," tuturnya.
Sampai saat ini, pengungsi Rohingya masih tetap tinggal di kawasan tersebut dan akan menunggu keputusan selanjutnya. (amita/hm24)