Baru Dibeli untuk Jemput Anak di Sekolah, Honda Beat Dibawa Kabur Rentenir
Latifah Hanum korban perampasan sepeda motor oleh seorang rentenir mendatangi Polresta Deli Serdang. (f:sembiring/mistar)
Deli Serdang, MISTAR.ID
Latifah Hanum (36) warga Desa Punden Rejo Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang mendatangi Polresta Deli Serdang, Selasa (14/1/25).
Kedatangannya untuk mempertanyakan perkembangan laporan pengaduannya kepada penyidik Sat Reskrim Polresta Deli Serdang.
Sebab sudah tiga bulan sejak dirinya buat pengaduan, rentenir yang menyita sepeda motor miliknya belum juga diamankan petugas.
Namun niat Latifah untuk bertemu dengan penyidik pembantu, Brigadir Dasrul Bahri yang menangani kasus pengaduannya tidak kesampaian.
Ketika telepon seluler Brigadir Dasrul dihubungi penyidik tersebut mengaku sedang lepas dinas.
"Saya datang mau tanya perkembangan laporan saya. Kenapa yang melarikan sepeda motor saya gak ditangkap-tangkap. Adanya orangnya. Capek saya seperti ini. Karena mau ke sini saja saya pakai biaya naik ojek. Sepeda motor saya cuma itu satu-satunya," ujar Latifah Hanum menangis di hadapan wartawan.
Diungkapkan Latifah bahwa dirinya buat laporan pengaduan atas kehilangan sepeda motornya, Kamis (24/10/24) silam.
Dua hari sebelum buat laporan, sepeda motor Honda Beat BK 6750 MBS milik Latifah dilarikan seorang perempuan RSS yang dikenalnya sebagai rentenir di Desa Perdamean Kecamatan Tanjung Morawa.
Menurut keterangan Latifah, RSS mengambil sepeda motornya saat ia hendak menjemput anaknya di sekolah pada Selasa (22/10/24) lalu.
Baca Juga: DPRD Deli Serdang Kembalikan Uang Sosper
"Sepeda motor itu baru kami kredit sebulan. Aku pakai untuk jemput anak. Saat itu saya sedang duduk di kantin bersama ibu-ibu lain. Tiba-tiba datang RSS dan langsung mengambil kunci sepeda motornya. Katanya suami ku masih ada utang dulu pas minjam sejuta. Jadi motor itu diambilnya. Sampai sekarang entah dimana disembunyikannya motor itu," kata Latifah Hanum.
Dari pengakuan suaminya, Latifah menyebut suaminya pernah berhutang Rp1 juta kepada RSD sekitar 8 tahun lalu. Bunganya Rp200.000 sebulan. Saat itu suaminya terus membayar bunga terus-terusan dan lebih dari setahun karena belum punya pekerjaan.
"Sempat dibayar Rp350.000 terakhir tinggal Rp650.000. Tapi itu pun terus-terusan kena bunga dan gak diakui udah dibayar Rp350.000. Selain harus bayar Rp1 juta harus bayar juga bunganya. Suami ku semenjak itu gak pernah lagi bayar karena gak sanggup," kata Hanum.
Diungkapkan Latifah, polisi pada Kamis (12/12/24) lalu sempat menjadwalkan untuk memediasi antara dirinya dengan terlapor. Namun saat itu posisinya hanya dirinya yang datang. Sementara terlapor sama sekali tidak mau datang.
"Dia yang dilaporkan dia yang gak datang. Polisi pun heran karena sempat dihubungi tapi gak mau angkat hp nya lalu mematikannya. Kok ribet kali. Aku rasa karena orangnya ada di kampung tapi kok bisa begini laporanku. Apa karena aku orang susah gak punya duit makanya dibuat seperti ini," jelas Hanum sambil menangis.
Sementara Brigadir Dasrul Bahri mengaku pihaknya akan kembali melakukan mediasi untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.
"Dalam waktu dekat ini kita lakukan mediasi keduanya. Iya (mediasi pertama terlapor gak datang). Kita lakukan mediasi kedua nanti. Kalau gak juga ada itikad baiknya berarti memang udah gak ada niat untuk menyelesaikan secara kekeluargaan," kata Brigadir Dasrul.
Belum disebutkan kapan pastinya mediasi kedua ini akan dilakukan oleh polisi. Namun pelapor berharap kasus ini jangan dilama-lamakan. Karena ia butuh penyelesaian dan kepastian hukum dari Kepolisian yang memproses laporannya. (sembiring/hm25)