ASN Dinkes Medan Tak Kunjung Ditahan, PN Medan Kembali Didemo


HPSU saat melakukan aksi demonstrasi di PN Medan. (f:deddy/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Pengadilan Negeri (PN) Medan kembali didemo karena tak kunjung menahan Doris Fenita Marpaung (46) selaku Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas Kesehatan (Dinkes) Medan dan kakaknya Riris Partahi Marpaung (50).
Kali ini, PN Medan didemo oleh sejumlah massa yang mengatasnamakan Himpunan Pemuda Sumatera Utara (HPSU). Tuntutan massa serupa dengan aksi demonstrasi yang dilakukan sebelum-sebelumnya.
Dalam orasinya, Ketua Umum HPSU, Prem Siringo-ringo, mendesak PN Medan segera melakukan penahanan terhadap kedua terdakwa kasus penganiayaan yang kini tengah diadili di PN Medan.
"Meminta PN Medan menahan Doris Marpaung dan Riris Marpaung. Meminta PN Medan segera menangkap pelaku penganiayaan," katanya di depan Kantor PN Medan, Rabu (19/2/25).
Selain itu, pihaknya juga meminta PN Medan untuk bersikap profesional dalam memeriksa dan mengadili kasus penganiayaan yang menjadikan seorang mahasiswa bernama Erika Tresia Siringo-ringo sebagai korban.
"Meminta PN Medan segera menuntaskan dan menyelesaikan kasus penganiayaan yang dialami sahabat kami, Erika Siringo-ringo. Kami akan terus mengawal persoalan ini sampai tuntas. Supremasi hukum tidak boleh lemah. Tegakkan hukum seadil-adilnya," ucap Prem.
Massa pun mengatakan bahwa mereka tak ingin membuat citra PN Medan menjadi rusak hanya gara-gara kakak beradik terdakwa penganiayaan yang tidak ditahan.
"Segera tangkap dan amankan pelaku penganiayaan terhadap Erika Siringo-ringo. Kami tidak ingin semua manusia diperlakukan seperti hewan. Siapa pun pelaku tindak pidana harus ditangkap dan diamankan sebagaimana tertuang dalam peraturan perundang-undangan," ujar Prem.
Diketahui, saat ini Doris dan Riris sedang disidangkan di PN Medan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Hari ini keduanya kembali menjalani persidangan dengan agenda pemeriksaan saksi yang menguntungkan para terdakwa.
Dalam kasus ini, para terdakwa didakwa oleh jaksa penuntut umum (JPU) dengan dakwaan alternatif pertama, yaitu Pasal 170 ayat (1) KUHP dan dakwaan alternatif kedua, yakni Pasal 351 ayat (1) Jo. Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP. (deddy/hm27)