9.6 C
New York
Sunday, May 5, 2024

Semarang Tawarkan Proyek Infrastruktur Senilai Rp17,13 Triliun ke Investor

Jakarta, MISTAR.ID

Pemerintah Semarang menawarkan kepada investor lima proyek infrastruktur senilai total Rp17,13 triliun (US $ 1,15 miliar) dalam forum bisnis yang dibuka pada hari, Rabu (9/9/20, untuk mengembangkan ibu kota Jawa Tengah di tengah krisis kesehatan yang sedang berlangsung.

Dalam Forum Bisnis Semarang ke 14, Wali Kota Hendrar “Hendi” Prihadi antara lain mempromosikan proyek light rail transit senilai Rp14,76 triliun, pembangkit listrik tenaga sampah (PSEL) di Kecamatan Jatibarang senilai Rp1,2 triliun, dan proyek underpass di bundaran Simpang Lima kota senilai Rp850 miliar.

“Bagi investor yang sepakat berinvestasi di Semarang hari ini, kami siap memberikan diskon untuk BPHTB (pajak perolehan hak atas tanah dan bangunan) dan PBB (pajak bumi dan bangunan),” kata Hendi dalam pembicaraan virtual, Rabu (9/9/20).

Promosi peluang investasi datang karena Semarang gagal mencapai target investasi tahun ini lebih dari Rp35 triliun. Pemerintah kota mencatat investasi hanya sekitar Rp5 triliun pada semester pertama tahun ini.

Baca Juga:Kabar Bahagia! 11 di Jakbar dan 4 di Semarang Pasien Corona Sembuh

“Jelas kami tidak bisa memenuhi target kami,” kata Hendi. Pandemi Covid-19 telah mengguncang perekonomian dan investasi negara, termasuk di Semarang, memperburuk perjuangan pemerintah untuk menarik investor.

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan bahwa Indonesia mencatat investasi sebesar Rp191,9 triliun pada kuartal kedua tahun ini, turun 4,3 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Investasi dalam negeri turun 1,4 persen yoy dan investasi asing langsung turun 6,9 persen yoy. Di Semarang, penutupan tempat wisata selama sekitar empat bulan untuk menahan penyebaran virus juga berdampak pada perekonomian kota.

Tahun lalu, perekonomian Semarang tumbuh 6,86 persen yoy, meningkat 0,34 persen dibandingkan tahun 2018. Laju pertumbuhan kota tersebut berada di atas Jawa Tengah yang sebesar 5,66 persen yoy pada tahun 2019.

Perekonomian ibu kota Jawa Tengah menyusut 5,94 persen yoy pada triwulan II tahun ini karena penurunan komponen kegiatan ekonomi, sedangkan perekonomian nasional juga mengalami kontraksi 5,32 persen yoy pada periode yang sama.

Baca Juga:Balon Udara Raksasa Jatuh di Bandara Semarang

“Tahun 2020 nanti kita bisa lihat pertumbuhan (ekonomi Semarang) lebih dari 7 persen,” kata Hendi. Pemprov Semarang menyatakan, peluang investasi juga bisa menyelesaikan masalah sosial, seperti pengelolaan sampah kota.

Jatibarang Proyek pabrik limbah menjadi energi diharapkan dapat mengurangi volume sampah di tempat pembuangan sampah hingga 80 persen, menurut administrasi. Proyek yang akan dibangun di atas lahan seluas 4 hektar ini diproyeksikan mampu mengolah 1.000 ton sampah per hari.

Pemerintah telah mengalokasikan Rp100 miliar untuk biaya tip untuk menutupi biaya pemeliharaan dan operasional proyek, dalam skema kemitraan publik-swasta, katanya.

Baca Juga:Pegawai Meninggal Akibat Covid-19, PN Semarang Ditutup Selama 7 Hari

Hingga Juni, pemerintah telah menyelesaikan studi kelayakan dan teknologi untuk proyek Jatibarang, menurut Julian Smith, direktur perusahaan jasa konsultasi PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia.

“Ini masalah global dan Indonesia tidak berbeda dengan negara lain,” kata Smith. “Tapi yang kami lihat hari ini ratusan ton sampah dikirim ke TPA Jatibarang”.

“Volume sampah meningkat karena dengan pertumbuhan ekonomi, masyarakat mengkonsumsi lebih banyak barang dan menghasilkan lebih banyak sampah. Dan semakin banyak orang tinggal di kota, sehingga itu juga menyebabkan peningkatan volume”.(the jakarta post/ja/hm10)

Related Articles

Latest Articles