Permintaan Meningkat Jelang Imlek 2576, Simak Legenda Kue Keranjang
Produk jadi "kue keranjang" atau kue nian gao tradisional yang dikemas di toko bernama Mini Bakery di Surakarta, Jawa Tengah. (f:antara/mistar)
Pematang Siantar, MISTAR.ID
Menjelang perayaan tahun baru Imlek 2576 di tahun 2025 ini, permintaan kue keranjang mulai meningkat di Kota Singkawang Provinsi Kalimantan Barat.
Tidak tanggung-tanggung, permintaan atau orderan kue keranjang ke Kota Singkawang, juga datang dari Jakarta. Seperti disampaikan Andi, pengelola rumah produksi kue keranjang Kit Fung di Jalan Alianyang, Singkawang.
“Permintaan kebanyakan dari lokal, tapi ada juga yang dikirim ke Jakarta dan Pontianak," ungkap Andi yang lebih lanjut menyampaikan ukuran kue keranjang yang paling banyak diorder dari rumah produksinya.
"Untuk ukuran, kalau di kita, dari ukuran setengah kilo sampai sepuluh kilo. Tapi kebanyakan itu yang ukuran setengah kilo sama satu kilo," beber Andi dikutip dari kanal youtube kompas. Ia juga mengakui permintaan tahun ini meningkat dibanding tahun sebelumnya.
Legenda Kue Keranjang
Dikutip dari media detik yang melansir dari laman China Highlights. Terdapat dua legenda tentang asal-usul kue keranjang.
Legenda pertama, adalah legenda Dewa Dapur. Kue ketan manis ini sengaja dibuat sebagai persembahan kepada Dewa Dapur yang diyakini bersemayam di setiap rumah.
Menurut cerita rakyat China, setelah sepanjang tahun berada di rumah warga, Dewa Dapur akan membuat laporan kepada Kaisar Langit setiap akhir tahun.
Orang-orang khawatir Dewa Dapur melaporkan hal buruk kepada Kaisar Langit.
Sehingga untuk menutup mulut Dewa Dapur, orang-orang memberikan kue keranjang agar Dewa Dapur tidak menjelek-jelekkan rumah warga. Karenanya kue keranjang selalu dipersembahkan sebelum tahun baru Imlek.
Kue keranjang digunakan sebagai sesaji pada persembahyangan leluhur selama pada tujuh hari jelang tahun baru Imlek.
Dan, tradisi kue keranjang tersebut dilakukan hingga hari ini.
Legenda kedua berasal dari legenda batu bata fondasi. Sekitar 2.500 tahun lalu, setelah kematian Wu Zixu, seorang jenderal dan politikus kerajaan Wu bernam Raja Yue Goujian menyerang ibu kota Wu pada musim semi dan musim gugur.
Tentara dan warga Wu pun terjebak di kota tanpa makanan, sehingga banyak orang mati kelaparan.
Seseorang kemudian mengingat pesan Wu Zixu, "Jika negara sedang dalam kesulitan dan rakyat membutuhkan makanan, pergilah dan gali tiga kaki di bawah tembok kota dan dapatkan makanan,".
Para prajurit lalu menjalankan pesan Wu Zixu tersebut. Mereka pun menemukan fondasi tembok itu dibangun dengan batu bata khusus yang terbuat dari tepung beras ketan yang bisa dimakan.
Makanan inilah yang menyelamatkan rakyat dari kelaparan. Batu bata ini dianggap sebagai niangao (kue keranjang) asli. Sejak saat itu, orang-orang membuat niangao setiap tahun untuk memperingati Wu Zixu.
Dan, seiring berjalannya waktu, niangao atau kue keranjang tak pernah terlepas dari perayaan Imlek. Masyarakat Tionghoa selalu menyajikan kue keranjang sebagai makanan khas Imlek hingga sekarang. (*/hm27)
PREVIOUS ARTICLE
Jennie BLACKPINK Umumkan Tanggal Rilis Album Baru