13.2 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Menghadapi El Niño, Bappenas: Tidak Boleh Mengabaikan Daerah yang Mengalami Kekeringan

Jakarta, MISTAR.ID

Rencana pemerintah untuk menanggulangi dampak El Niño tidak boleh mengabaikan daerah lain yang mengalami kekeringan. Hal itu ditegaskan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional).

Direktur Kehutanan dan Sumber Daya Air Bappenas Nur Hygiawati Rahayu mengatakan, menghadapi El Niño, pemerintah tidak boleh fokus pada ekosistem lahan gambut saja.

Pasalnya, titik api bisa muncul di wilayah lain, seperti Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, yang rentan terhadap kebakaran hutan dan lahan akibat panas dan kekeringan yang tinggi dibandingkan provinsi lain.

Baca juga: El Nino Harus Jadi Perhatian, BI Sumut: Fokus Sektor Pertanian

Dijelaskan, Bappenas percaya bahwa pencegahan adalah solusi yang lebih baik daripada memadamkan api. Upaya preventif yang harus segera dilakukan pemerintah antara lain mengintensifkan patroli untuk mendeteksi titik-titik yang berpotensi menimbulkan kebakaran dan menyediakan sarana pemadam kebakaran di dekat lokasi bencana kebakaran yang telah dipetakan.

Menurut Rahayu, kementerian dan lembaga pemerintah yang ditugaskan menangani bencana juga harus mendata daerah-daerah yang selalu mengalami kebakaran berulang saat El Nino datang.

Upaya ini akan jauh lebih baik jika data dibuka untuk umum, sehingga meningkatkan kesadaran dan meningkatkan komunikasi risiko bencana di Indonesia.

Baca juga:Antisipasi El Nino, RI Impor 1 Juta Ton Beras dari India

“Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Kementerian Pertanian, dan pihak terkait lainnya sudah saling berkoordinasi untuk menangani masalah ini,” kata Rahayu, Selasa (27/6/23).

Diharapkan di bawah kepemimpinan langsung Menko Polhukam, setiap program yang dirumuskan dapat dioptimalkan dan luas lahan yang rusak akibat kebakaran dapat dikurangi.

“Masing-masing kementerian/lembaga punya tugasnya masing-masing. Bappenas juga harus memastikan program itu ada dan pendanaannya juga ada, oleh karena itu itu salah satu hal yang harus kita lakukan dari sisi perlindungan, dan itu tidak mudah,” ujarnya.

Sebelumnya, pada 21 Juni 2023, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan peluang munculnya El Niño di Indonesia pada Juni meningkat hingga 80 persen.(antara/hm17)

 

Related Articles

Latest Articles