15.9 C
New York
Thursday, May 16, 2024

Luncuran Awan Panas Gunung Merapi Mencapai 1,8 Km

Jakarta, MISTAR.ID

Luncuran awan panas kembali mengalir dari Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta hingga tiga kali ke arah barat daya, Selasa (13/4/21) dini hari sejauh 1,8 km.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan Merapi meluncurkan awan panas guguran pertama pada pukul 02.35 WIB. Awan panas guguran itu tercatat di seismogram beramplitudo 13 mm dan terjadi selama 92 detik.

“Jarak luncur 1.300 meter ke arah barat daya,” kata Hanik dalam keterangan tertulis. Awan panas guguran kembali terpantau pada pukul 04.28 WIB dengan jarak luncur 1.000 meter ke arah barat daya memiliki amplitudo 23 meter dan berlangsung selama 80 detik.

Baca juga: Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas Sejauh 1,9 Km

Pada pukul 04.47 WIB, awan panas guguran ketiga meluncur dari Gunung Merapi dengan jarak sejauh 1.800 meter ke arah barat daya memiliki amplitudo 46 mm dan terjadi selama 112 detik. Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status aktivitas Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Sehari sebelumnya BPPTKG mencatat Gunung Merapi mengalami 196 kali gempa guguran pada Minggu (11/4/21). Hanik menyebut selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat satu kali gempa hybrid atau fase banyak, dua kali gempa embusan dan satu kali gempa tektonik.

Baca juga: Lagi, Gunung Merapi Semburkan Awan Panas Sejauh 1,8 Km

Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas sedang hingga tebal, dengan ketinggian 200 meter di atas puncak. Pada periode pengamatan itu, menurut Hanik, Gunung Merapi juga tercatat mengeluarkan 26 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 900 meter ke arah barat daya.

Berikutnya, laju deformasi Gunung Merapi diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan rata-rata 0,1 cm per hari. Erupsi besar Merapi terakhir terjadi pada 2010. Saat itu tercatat lebih dari 300 orang meninggal dunia, termasuk sang juru kunci, Mbah Maridjan. (cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles