Jakarta, MISTAR.ID
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pemerintah berusaha mengendalikan agar harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak ikut terdampak dari kenaikan harga minyak. Jokowi tak ingin kenaikan harga bensin, ikut mengerek harga barang konsumsi lainnya.
Harga BBM sangat sensitif kenaikannya bagi masyarakat. Tidak heran saat BBM naik, kerap terjadi demo dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga masyarakat pada umumnya.
Presiden Jokowi menyebut, harga bensin Pertalite saat ini bukanlah yang sebenarnya. Jika tanpa subsidi pemerintah, harga bensin Pertalite bisa mencapai Rp17.100 per liter.
Baca Juga:Jokowi Dapat Bisikan dari PBB dan IMF: Tahun Depan Dunia Akan Gelap
Hal tersebut dikemukakan Jokowi saat memberikan sambutan dalam Silatnas dan Ultah ke 19 Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat di Sentul Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/8/22).
“Coba di negara kita bayangkan Pertalite naik dari Rp7.650 harga sekarang, kemudian jadi harga yang benar Rp17.100. Demonya berapa bulan?,” kata Jokowi.
Awalnya, Jokowi menceritakan bagaimana kondisi Amerika Serikat (AS) saat ini. Negara tersebut diterpa kenaikan harga barang karena inflasi yang melonjak. Harga bensin di negara tersebut, bahkan kini sudah naik hingga dua kali lipat.
Baca Juga:Presiden Jokowi Minta Relawan Tak Buru-buru Tentukan Dukungan Pilpres 2024
Jokowi kemudian teringat dengan keputusan pemerintah yang kala itu mengerek harga bahan bakar minyak (BBM) hingga 10%. Pada saat itu, ada aksi penolakan besar-besaran dari masyarakat selama lebih dari tiga bulan lamanya.
“Naik 10% saja demonya saya ingat, demonya tiga bulan. Kalau naik sampai 100% lebih, demonya akan berapa bulan?,” kata Jokowi.
“Begitu harga bensin naik, harga barang otomatis melompat bersama. Oleh sebab itu, pemerintah mengeluarkan anggaran subsidi yang tidak kecil Rp 502 triliun yang tidak ada negara yang berani memberikan subsidi sebesar yang dilakukan Indonesia,” kata Jokowi.(cnbc/hm10)