Bos Karaoke yang Sekap 30 Pegawai Wanita di Maluku Melarikan Diri


bos karaoke yang sekap 30 pegawai wanita di maluku melarikan diri
Maluku, MISTAR.ID
Bos yang memiliki tempat karaoke di Dobo, Kepulauan Aru, Maluku, diduga menyekap 30 pegawai wanita, kini telah melarikan diri. Kasus ini terungkap setelah 27 pegawai wanita berhasil melarikan diri dari tempat penyekapan, Rabu (4/10/23).
“Mereka berhasil melarikan diri setelah disekap oleh pemilik karaoke,” ungkap Kapolres Kepulauan Aru AKBP Dwi Bachtiar Rivai kepada wartawan, Kamis (5/10/23).
Bos karaoke dengan inisial AL dan RWK diduga melakukan penyekapan dalam kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Puluhan pegawai wanita tersebut disekap di lantai dua sebuah bangunan dan di sebuah vila.
Pemilik karaoke, menurut Rivai, diduga menjebak para korban yang bekerja di tempat tersebut dengan utang berlebihan. Ini menjadi alasan utama terjadinya penyekapan.
Baca juga: Polda Sumut Segera Usut Dugaan Penganiayaan dan Penyekapan di Hotel Grand Central Premier
“(Korban) dijerat dengan hutang yang banyak oleh pemilik karaoke. Mereka diperlakukan seperti tahanan, dikunci dari luar setelah selesai bekerja, dan hanya diberi makan satu kali sehari. Bahkan, makanan sering datang terlambat dan baru diberikan pada sore hari. Untuk makan malam, para pekerja diharuskan membeli makanan di kafe yang dimiliki oleh bos mereka,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, pekerja dikenai denda sebesar Rp 500.000 jika ketahuan membeli makanan dari luar.
“Para pekerja juga mengaku harus membayar iuran sampah sebesar Rp 10.000 per karung. Jika ada yang sakit dan tidak sanggup membayar, biayanya akan ditambahkan ke dalam utang,” jelas Rivai.
Biaya mess juga harus dibayar oleh para pekerja sebesar Rp 350.000 per orang, sedangkan untuk penggunaan vila dikenakan biaya Rp 600.000 per orang. Selain itu, mereka sering mengalami siksaan fisik.
Baca juga: 34 WNI Korban Online Scam Berhasil Diselamatkan dari Penyekapan di Kamboja
“Ketika bekerja, ponsel mereka disita. Selain itu, hampir semua pekerja pernah mengalami pemukulan dan penyiksaan jika tidak mengikuti perintah bos,” tambahnya.
Para korban berhasil melarikan diri dengan cara membuka pintu balkon yang digembok oleh salah satu korban bernama E. Temannya, yang dikenal dengan inisial F, menggunakan lima seprai yang disambungkan seperti tali untuk membantu mereka turun dari lantai dua menuju halaman tempat penyekapan.