22.1 C
New York
Monday, April 29, 2024

Waspada! Rupiah Sepekan Terguncang, Kembali Ingatkan Krisis 1998

Jakarta| MISTAR
Nilai tukar rupiah sepanjang pekan ini terbanting hingga 8% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan bahkan menyentuh level psikologis Rp 16.000/US$ atau kembali ke level ketika negeri ini terkena krisis moneter 1998.

Mata Uang Garuda sepanjang pekan lalu senasib dengan mata uang negara-negara di seluruh dunia, karena investor global tengah memburu dolar AS di tengah krisis korona yang kian memburuk.

Menurut data Revinitif, Rupiah pada Senin masih ditutup pada level psikologis 14.000 terhadap dolar AS, tepatnya pada Rp 14.977. Namun pada Jumat, posisi rupiah terlempar ke level psikologis 16.000 menjadi Rp 16.040 per dolar AS.

Dalam sepekan ini, indeks dolar AS yang mengukur kinerja mata uang greenback terhadap mitra dagang utamanya, menguat 3,24%. Kenakan indeks dolar menunjukkan penguatan mata uang Negara Adidaya tersebut terhadap mata uang utama lainnya di dunia.

Aksi buru dolar terjadi dalam skala global di tengah risiko resesi dunia akibat penyebaran virus korona di seluruh dunia. Dolar AS dinilai lebih aman dan lebih likuid dibandingkan dengan aset safe haven lainnya.

Namun, penguatan dolar berdampak buruk bagi eksportir AS. Karenanya, bursa saham AS bergerak volatil karena kekhawatiran perlambatan ekonomi akibat korona bakal semakin cepat lajunya menuju resesi akibat penguatan dolar AS, dan juga anjloknya harga minyak.

Sumber : CNBC Indonesia
Editor : Rika Yoesz

Related Articles

Latest Articles