17.2 C
New York
Tuesday, May 14, 2024

Tak Diakui Konstitusi Setelah Kalah Referendum, Pemimpin Pribumi Australia Serukan Pekan Hening

Canberra, MISTAR.ID

Para pemimpin suku asli Australia menyerukan pekan hening dan refleksi menyusul hasil referendum untuk mengakui keberadaan mereka dalam konstitusi mendapat penolakan dari mayoritas penduduk.

Lebih dari 60% warga Australia memilih ‘Tidak’ pada referendum bersejarah, Sabtu (14/10/23). Referendum pertama dalam hampir seperempat abad ini bertanya apakah akan mengubah konstitusi untuk mengakui suku Aborigin dan Pulau Torres Selat melalui pembentukan badan penasehat pribumi yang disebut “Voice to Parliament”.

Hasil ini dianggap sebagai kemunduran dalam upaya rekonsiliasi dengan komunitas pribumi negara tersebut, sekaligus merusak citra Australia di dunia tentang bagaimana negara ini memperlakukan suku-suku asli di sana.

Baca Juga: Australia Mulai Referendum Pengesahan Suara Pribumi di Parlemen

Berbeda dengan negara-negara lain dengan sejarah serupa seperti Kanada dan Selandia Baru, Australia belum secara resmi mengakui atau mencapai perjanjian dengan suku asli di sana.

Suku Aborigin dan Pulau Torres Selat yang mengisi 3,8% dari populasi 26 juta jiwa dan telah menghuni Australia selama sekitar 60.000 tahun, tidak disebutkan dalam konstitusi. Menurut sebagian besar ukuran sosial-ekonomi, mereka adalah orang yang paling kurang beruntung di negara tersebut.

“Ini adalah ironi pahit. Bahwa orang-orang yang hanya berada di benua ini selama 235 tahun menolak mengakui orang-orang yang telah tinggal di bumi ini selama 60.000 tahun lebih, tidak masuk akal,” kata para pemimpin dalam pernyataan yang dirilis di platform media sosial, seperti dikutip Reuters, Minggu (15/10/23).

Related Articles

Latest Articles