Medan, MISTAR.ID
Upaya percepatan penurunan angka stunting di Sumatera Utara semakin gencar dilakukan. Salah satunya melalui Advokasi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).
Advokasi Genting ini merupakan tindak lanjut dari Rapat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Triwulan IV-2024 yang sebelumnya berlangsung di Rumah Dinas Gubernur Sumut.
Kepala BKKBN Sumut, Munawar Ibrahim, menjelaskan bahwa Program Genting menjadi salah satu dari lima langkah Quick Win dalam mendukung target nasional prevalensi stunting sebesar 14 persen pada 2024.
“Advokasi Program Genting ini dengan cakupan 51.131 anak dan keluarga berisiko stunting yang ditargetkan selesai hingga awal tahun 2025,” sebut Munawar kepada wartawan, pada Rabu (18/12/24).
Program tersebut, kata Munawar, tidak hanya memberikan bantuan langsung, tetapi juga mencakup penguatan gizi, pendampingan keluarga, dan intervensi berbasis komunitas.
“Semua dilakukan bersama pemerintah daerah, Baznas, organisasi masyarakat, hingga sektor swasta,” ujarnya.
Munawar menekankan, semangat kebersamaan menjadi kunci utama keberhasilan program ini.
Selain itu, pendekatan budaya melalui pemberian kain batik sebagai simbol dukungan terhadap kearifan lokal juga dihadirkan untuk memperkuat daya tarik program ini di tengah masyarakat.
Baca juga: BKKBN Sumut Genjot Peningkatan Kualitas Keluarga dan Penanganan Stunting
Wakil Ketua I Baznas Sumut, Musaddad Lubis, menyampaikan bahwa penanganan stunting melibatkan pendanaan dari zakat, infaq, dan donasi lintas agama. Baznas berkomitmen mendukung upaya kemanusiaan ini melalui kerja sama lintas sektor.
“Ini bukan hanya program Muslim, tapi semua pihak diajak untuk bergandengan tangan membantu anak-anak bangsa. Dengan kolaborasi ini, kami berharap angka stunting di Indonesia bisa mencapai nol,” tegas Musaddad.
Wakil Bupati Nias Utara, Yusman Zega, juga memberikan apresiasi atas inisiatif ini.
“Perhatian dari Baznas sangat berarti bagi anak-anak kami yang berisiko stunting. Dengan kerja sama yang lebih intensif, saya yakin target nasional akan tercapai,” ungkapnya.
Meski angka prevalensi stunting di Kabupaten Nias Utara sempat meningkat dari 11,9 persen menjadi 20,3 persen tahun ini, Yusman optimis dengan keberlanjutan program seperti Genting, tantangan tersebut dapat diatasi.
Pada kesempatan itu, Munawar mengaku optimis Sumatera Utara mampu menjadi model nasional dalam penanganan stunting.
Dengan kolaborasi lintas sektor dan pelaksanaan program yang efektif, ia yakin Sumut dapat mencatatkan penurunan angka stunting secara signifikan.
“Target kami bukan hanya memenuhi angka, tetapi menciptakan generasi emas yang sehat dan berdaya saing pada tahun 2045. Kami percaya, bersama seluruh elemen masyarakat, cita-cita Indonesia tanpa stunting bisa terwujud,” tutup Munawar. (anita/hm27)