SMK Penerbangan Tertua di Kota Medan, Wakasek: Kita Jemput Bola


smk penerbangan tertua di kota medan wakasek kita jemput bola
Medan, MISTAR.ID
SMK Penerbangan Angkasa Nasional (SPAN) adalah salah satu dari sekian banyak sekolah vokasi yang ada di Kota Medan.
Wakil Kepala Sekolah dari SPAN, Ahmad Nurhadi Nasution, menjelaskan sekolah ini memiliki dua jurusan, yakni Airframe and Powerplant (pemeliharaan dan perbaikan motor dan rangka pesawat udara), serta Electrical Avionics (Pemeliharaan dan Perbaikan Instrumen Elektronika Pesawat Udara).
Pria yang sering disapa Hadi itu mengatakan, penerimaan murid baru untuk tahun ajaran 2024/2025 telah ditutup. Saat ini anak didik baru tengah menjalani proses belajar mengajar.
Baca juga: Ikut Program SMK PK, SMK Telkom 1 Medan Berangkatkan 10 Siswa ke Jepang
Dalam penerimaan siswa baru kali ini, kata Hadi, SPAN menerapkan sistem jemput bola. Di mana pihak sekolah akan melakukan promosi ke sekolah-sekolah SMP negeri maupun swasta di luar kota Medan.
“Karena massa kita ini lebih banyak dari luar kota. Jadi promosinya kita mengajak anak didik ikut serta. Mereka menggunakan seragam mereka di SPAN, seragamnya kan ada 7 jenis. Jadi per kelas akan kita utus dua siswa didampingi guru untuk menerangkan tentang SPAN dan apa yang mereka dapatkan selama di sini,” katanya saat ditemui mistar, Sabtu (27/7/24).
Sebagai SMK Penerbangan tertua di Medan, Hadi meyakini bahwa di Kota Medan sendiri, nama sekolah ini sudah cukup dikenal. Sehingga mereka lebih memprioritaskan promosi di luar Kota Medan.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Sekolah Vokasi, SMK Telkom 1 Medan Jalin Kerjasama ke Banyak Perusahaan
Untuk tahun ajaran baru ini, SPAN menerima 15 murid baru. Dan untuk keseluruhan murid di SPAN mulai kelas 1 hingga kelas 3 yaitu berkisar 60 orang.
“Paling jauh siswa di sini ada dari Pekanbaru, Sibolga dan Aceh pun ada. Siswa yang baru masuk nggak banyak tahun ini. Ada lebih kurang 15 orang dan hanya di jurusan Airframe and Powerplant (AP),” jelasnya.
Uang sekolah, lanjut Hadi masih tergolong standar dan selalu sama setiap tahunnya.
“Tidak pernah ada kenaikan uang sekolah sudah beberapa tahun ini. Uang sekolah itu Rp600.000 per bulannya. Dan kalau praktik juga pasti ada biaya tambahan lagi yang mereka keluarkan,” sebutnya.
“Tiap tahun kami buka jurusan berbeda-beda tergantung kebutuhan dari dunia penerbangan. Gak bisa kita buka sor-soran aja. Kalau memang lagi butuh banyak AP sampai tahun berapa nanti kita prioritaskan AP. Ngapain kita buka jurusan lain kalau yang lain belum banyak dibutuhkan,” sambungnya.
Meski belum memiliki fasilitas yang begitu lengkap, Hadi mengatakan bahwa pihak sekolah hingga saat ini masih terus mengupdate fasilitas dan peralatan sekolah untuk tujuan lebih baik lagi. (susan/hm17)
PREVIOUS ARTICLE
Selain Jadi Pilot, 85 Persen Lulusan SPAN Pilih Masuk TNI/Polri