Medan, MISTAR.ID
Sinanggar Tulo, lagu daerah yang berasal dari Sumatera Utara berkumandang di Jambore Pramuka Sedunia ke-25 di Korea Selatan. Diiringi dengan tarian, peserta kontingen Indonesia tampil memukau di hadapan peserta pramuka dari negara lain.
Waka Kwarnas/Ketua Komisi Kehumasan dan Informatika Gerakan Pramuka Berthold DH Sinaulan mengatakan, peserta pramuka Indonesia menampilkan berbagai kesenian daerah yang disambut antusias oleh peserta pramuka lainnya.
“Yang disambut hangat dan ikut ditarikan penonton yaitu ketika berkumandangnya lagu Sinanggar Tulo dan Poco-Poco yang mengiringi tarian dari adik-adik peserta yang tampil,” kata dia, via pesan whatsapp kepada Mistar, Sabtu (12/8/23).
Baca juga:Â 34 Kontingen Pramuka Asal Sumut Perkenalkan Cara Membatik di Jambore Korsel
Selain lagu yang dibalut dengan tarian daerah, Berthold bilang, perwakilan peserta pramuka asal Jawa Tengah juga menyanyikan lagu Bendera. Yang digagas Kikan Namara, sang vokalis Band Cokelat Indonesia.
“Seluruh kontingen berdiri dan ikut bernyanyi bersama,” sebutnya.
Sekadar diketahui, makna lagu Sinanggar Tulo menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang tengah bingung mencari pasangan hidup. Dikisahkan permintaan sang ibu kepada anak laki-laki untuk mencari pasangan hidup tidaklah mudah karena harus mencari marga yang berbeda.
Dari berbagai sumber, Lagu Sinanggar Tulo adalah lagu tradisional Batak yang diciptakan oleh komponis Tilhang Gultom. Lagu ini dipopulerkan oleh Opera Batak. Sementara itu, lagu Poco-Poco ditulis oleh Ferry Sapulette, pencipta lagu asal Maluku.
Baca juga:Â Hari ini, Peserta Jambore Pramuka se Dunia di Korsel Dipindahkan
Yopie Latul dikenal sebagai penyanyi asal Maluku yang mempopulerkan lagu Poco-Poco dengan aransemen musik bernuansa ‘House Music’. Aransemen itu membuat lagu tersebut semakin energik. Poco-Poco itu sendiri diambil dari bahasa Ternate yang berarti menggemaskan. Lagu itu menceritakan seseorang yang mengungkapkan rasa cintanya. (Jonatan/hm21).
